Ketahanan dan Keberanian dalam Surat Filipi: Menggali Makna 'Segala Perkara Dapat Kutanggung'
Orang Kristen sering kali menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup ini. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, memberikan perspektif yang kuat tentang bagaimana menghadapi tantangan ini dengan ketahanan dan keberanian. Ia menulis, "Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11) Kata-kata ini bukanlah semboyan kosong, melainkan berasal dari pengalaman hidup Paulus sendiri yang dipenuhi dengan penganiayaan, penolakan, dan kesulitan.
Menyelami Makna "Segala Perkara Dapat Kutanggung"
Ungkapan "segala perkara dapat kutanggung" bukanlah klaim untuk kekuatan manusia yang tak terbatas. Sebaliknya, Paulus menunjukkan sumber kekuatannya: Kristus. Ia melanjutkan, "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu hidup dalam kekurangan dan aku tahu apa itu hidup dalam kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:11-13)
Ketahanan yang Berakar pada Kristus
Ketahanan Paulus bukanlah hasil dari usaha kerasnya sendiri, melainkan buah dari hubungannya yang intim dengan Kristus. Ia menyadari bahwa terpisah dari Kristus, ia tidak dapat berbuat apa-apa. Namun, di dalam Kristus, ia menemukan kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu. Kekuatan ini bukan berarti ia terbebas dari tantangan, melainkan ia diberikan kemampuan untuk menghadapinya dengan iman dan pengharapan.
Keberanian yang Mengalir dari Ketahanan
Ketahanan yang berakar pada Kristus melahirkan keberanian dalam menghadapi tantangan. Paulus tidak gentar dalam memberitakan Injil, meskipun ia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan penganiayaan. Ia menulis surat Filipi dari dalam penjara, namun suratnya tidak dipenuhi dengan ratapan, melainkan dengan sukacita dan dorongan bagi jemaat untuk tetap teguh dalam iman.
Penerapan Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Prinsip yang sama berlaku bagi kita saat ini. Saat menghadapi tantangan, kita dapat memilih untuk bersandar pada kekuatan kita sendiri atau pada kekuatan Kristus. Ketika kita memilih untuk berakar dalam Dia, kita akan menemukan kekuatan untuk bertahan dan keberanian untuk terus maju. Kita dapat menghadapi kesulitan dengan iman, mengetahui bahwa Dia akan memberi kita kekuatan yang kita butuhkan.
Ketahanan dan keberanian yang Paulus gambarkan dalam surat Filipi bukanlah sifat-sifat yang muncul secara alami. Itu adalah buah dari hubungan yang intim dengan Kristus, yang memungkinkan kita untuk menghadapi tantangan hidup dengan iman dan pengharapan. Saat kita belajar untuk "mencukupkan diri dalam segala keadaan" melalui kekuatan Kristus, kita juga dapat mengalami sukacita dan kemenangan di tengah-tengah pencobaan.