Mengapa Kisengsara Yesus Dimulai di Taman Getsemani?
Pendahuluan: Kisah sengsara Yesus, yang dapat ditemukan di empat Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes), adalah salah satu bagian yang paling penting dari kisah kehidupan-Nya. Kisah ini dimulai dengan berdoa di Taman Getsemani, sebuah tempat yang penuh dengan makna dan simbolisme. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan mengapa kisah sengsara Yesus dimulai di Taman Getsemani dan apa yang dapat kita pelajari dari pengorbanan-Nya. Bagian 1: Yesus Mengajak Tiga Murid-Nya Pada saat Yesus berdoa di Taman Getsemani, Dia memanggil tiga murid-Nya, Petrus, Yohanes, dan Yakobus, untuk datang dan berdoa bersama-Nya. Ini menunjukkan bahwa Yesus ingin mereka hadir dan menjadi saksi dari pengorbanan-Nya. Ini juga menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa kisah sengsara-Nya akan datang dan ingin memastikan bahwa murid-murid-Nya hadir untuk mengalami dan mengambil bagian dalam pengorbanan-Nya. Bagian 2: Yesus Menunjukkan Kepedulian-Nya Ketika Yesus berkata, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya" (Matius 26:38), kita melihat betapa kepeduliannya terhadap pengorbanan-Nya. Ini menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa kisah sengsara-Nya akan menjadi sangat sulit dan pahit, tetapi Dia masih bersedia untuk menghadapi itu demi kita. Ini juga menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa kita, sebagai manusia, tidak mampu menghadapi kesulitan dan penderitaan sendirian, dan bahwa Dia ingin menjadi sumber kekuatan dan ketahanan bagi kita. Bagian 3: Yesus Mencari Bimbingan Ilahi Selama berdoa di Taman Getsemani, Yesus mencari bimbingan ilahi dari Bapa-Nya. Dia berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39). Ini menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa pengorbanan-Nya bukanlah kehendak-Nya sendiri, tetapi kehendak Bapa-Nya. Ini juga menunjukkan bahwa Yesus bersedia untuk menghadapi pengorbanan-Nya jika itu adalah kehendak Bapa-Nya, bahkan jika itu berarti kematian-Nya sendiri. Bagian 4: Peluh Yesus dan Pengampunan Injil Lukas mencatat bahwa Yesus sangat ketakutan dan sungguh-sungguh berdoa, sehingga peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44). Ini menunjukkan betapa kepeduliannya terhadap pengorbanan-Nya dan betapa kesulitan yang Dia hadapi. Namun, peluh Yesus juga menunjukkan pengampunan dan pengampunan bagi kita. Ini menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa kita semua adalah penderita dan bahwa kita semua membutuhkan pengampunan dan pengampunan. Ini juga menunjukkan bahwa Yesus bersedia untuk memberikan pengampunan dan pengampunan melalui pengorbanan-Nya. Kesimpulan: Kisah sengsara Yesus dimulai di Taman Getsemani karena Yesus ingin mengajak tiga murid-Nya, menunjukkan kepeduliannya, mencari bimbingan ilahi, dan menunjukkan pengampunan dan pengampunan. Ini adalah kisah yang penuh dengan makna dan simbolisme, dan menawarkan banyak pelajaran bagi kita. Dengan memahami kisah sengsara Yesus, kita dapat lebih memahami kepeduliannya dan kekuatan-Nya untuk memberikan pengampunan dan pengampunan kepada kita.