Konsep Pertahanan dan Keamanan Negara dalam Pasal 30 Ayat (1) dan (2) UUD 1945 Ditinjau dari Perspektif Fiqih Siyasah
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan terhadap pertahanan dan keamanan negara dalam pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945 ditinjau dari perspektif fiqih siyasah, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep pertahanan dan keamanan negara dalam pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945 adalah konsep bela negara yang berorientasi pada kecintaan tanah air. Bela negara dalam konsep ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Bela negara secara non fisik, yaitu warga negara dapat ikut dalam program bela negara dengan menumbuhkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air Indonesia. b. Bela negara secara fisik, yaitu warga negara dapat terlibat langsung dalam upaya bela negara dengan menjadi anggota militer atau kepolisian yang diberi latihan atau dipersenjatai oleh negara. 2. Konsep pertahanan dan keamanan negara dalam perspektif fiqih siyasah dilakukan oleh sistem militer dengan konsep jihad yang bertujuan untuk menjaga kemerdekaan, negara, masyarakat, dan agama. 3. Dari penelitian yang dilakukan terhadap kedua konsep pertahanan dan keamanan negara baik dalam pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945 maupun dari tinjauan perspektif fiqih siyasah, dapat disimpulkan bahwa kedua konsep tersebut terjadi. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa konsep pertahanan dan keamanan negara dalam pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945 memiliki landasan yang kuat dalam kecintaan tanah air dan menjaga kemerdekaan, negara, masyarakat, dan agama. Konsep ini juga memberikan ruang bagi partisipasi warga negara baik secara non fisik maupun fisik dalam upaya bela negara. Dengan demikian, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus memperkuat konsep ini melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat, serta memastikan bahwa sistem militer dan kepolisian memiliki kemampuan yang memadai dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara.