Partikularisme dan Kepentingan Publik: Mengenal Konflik dan Karakteristik Publik
Partikularisme adalah paham yang cenderung mengutamakan atau mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok. Namun, partikularisme juga memiliki potensi menjadi sumber konflik, karena lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan umum atau publik. Untuk memahami konsep publik, kita perlu mengenal pengertian publik itu sendiri. Menurut Soerjono Soekanto, publik adalah suatu kelompok yang tidak menjadi satu kesatuan. Karakteristik publik yang beragam dapat dilihat dari dua kelompok utama. Pertama, ada kelompok yang pasif. Kelompok ini memiliki minat terhadap suatu hal, tetapi belum menentukan pendiriannya terhadap persoalan tersebut. Kelompok ini biasanya memiliki jumlah yang lebih besar daripada kelompok lainnya. Kedua, ada kelompok vested interest. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu dalam masyarakat dan cenderung mendukung kebijakan penguasa untuk mempertahankan status mereka. Kelompok ini memiliki kepentingan yang khusus dan seringkali berbeda dengan kepentingan umum atau publik. Dalam konteks partikularisme dan kepentingan publik, konflik dapat timbul ketika partikularisme mengabaikan atau merugikan kepentingan publik. Ketika kepentingan pribadi atau kelompok diutamakan tanpa memperhatikan kepentingan umum, konflik dapat terjadi antara kelompok yang memiliki vested interest dan kelompok yang pasif. Penting untuk memahami bahwa kepentingan publik adalah kepentingan yang melibatkan kepentingan semua orang dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan atau tindakan, penting untuk mempertimbangkan kepentingan publik secara keseluruhan. Dalam menghadapi konflik antara partikularisme dan kepentingan publik, penting untuk mencari solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak. Dalam hal ini, dialog dan kompromi dapat menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Dalam kesimpulan, partikularisme memiliki potensi menjadi sumber konflik karena cenderung mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan umum atau publik. Publik sendiri memiliki karakteristik yang beragam, antara lain kelompok pasif dan kelompok vested interest. Konflik dapat terjadi ketika partikularisme mengabaikan atau merugikan kepentingan publik. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak dalam menghadapi konflik ini.