Bagaimana Sistem Parlementer Berfungsi? Sebuah Penjelasan Singkat
Sistem parlementer adalah sistem pemerintahan di mana cabang eksekutif memperoleh legitimasi demokratisnya dari dan bertanggung jawab kepada legislatif (parlemen). Dalam sistem ini, kepala pemerintahan biasanya adalah perdana menteri atau kanselir, yang dipilih oleh parlemen.
Pemisahan Kekuasaan dalam Sistem Parlementer
Salah satu ciri utama sistem parlementer adalah pemisahan kekuasaan antara cabang eksekutif dan legislatif. Meskipun demikian, pemisahan ini tidak seketat sistem presidensial. Eksekutif, yang dipimpin oleh perdana menteri, dipilih dari dan bertanggung jawab kepada parlemen. Hal ini berarti parlemen memiliki wewenang untuk mengawasi dan mengontrol tindakan eksekutif.
Peran Parlemen dalam Memilih Eksekutif
Dalam sistem parlementer, parlemen memainkan peran sentral dalam memilih eksekutif. Setelah pemilihan umum, partai atau koalisi partai dengan kursi terbanyak di parlemen biasanya akan membentuk pemerintahan. Pemimpin partai atau koalisi tersebut kemudian akan diangkat oleh kepala negara (yang dapat berupa presiden atau raja/ratu) sebagai perdana menteri.
Pertanggungjawaban Eksekutif kepada Parlemen
Salah satu prinsip inti dari sistem parlementer adalah pertanggungjawaban eksekutif kepada parlemen. Ini berarti bahwa eksekutif harus mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusannya kepada parlemen. Parlemen memiliki wewenang untuk meminta keterangan, melakukan interpelasi, dan bahkan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada eksekutif jika dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya.
Keuntungan Sistem Parlementer
Sistem parlementer memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
* Fleksibilitas: Sistem parlementer memungkinkan pergantian pemerintahan yang lebih fleksibel dibandingkan sistem presidensial. Jika parlemen kehilangan kepercayaan pada eksekutif, parlemen dapat mengeluarkan mosi tidak percaya dan memaksa eksekutif untuk mengundurkan diri.
* Kooperasi: Sistem parlementer mendorong kerja sama antara cabang eksekutif dan legislatif. Karena eksekutif dipilih dari dan bertanggung jawab kepada parlemen, maka eksekutif harus bekerja sama dengan parlemen untuk meloloskan undang-undang dan kebijakan.
* Refleksi Kehendak Rakyat: Sistem parlementer dianggap lebih mewakili kehendak rakyat karena parlemen, yang dipilih langsung oleh rakyat, memiliki kontrol yang lebih besar terhadap eksekutif.
Tantangan Sistem Parlementer
Meskipun memiliki beberapa keuntungan, sistem parlementer juga menghadapi beberapa tantangan, di antaranya:
* Instabilitas Politik: Sistem parlementer dapat menyebabkan ketidakstabilan politik, terutama jika tidak ada partai atau koalisi partai yang memiliki mayoritas kursi di parlemen. Hal ini dapat menyebabkan pemerintahan yang lemah dan berumur pendek.
* Dominasi Partai: Sistem parlementer dapat menyebabkan dominasi partai, terutama jika satu partai atau koalisi partai menguasai parlemen untuk waktu yang lama.
* Kurangnya Pemisahan Kekuasaan yang Jelas: Meskipun ada pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif, pemisahan ini tidak seketat sistem presidensial. Hal ini dapat menyebabkan tumpang tindih wewenang dan potensi penyalahgunaan kekuasaan.
Sistem parlementer adalah sistem pemerintahan yang kompleks dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keberhasilan sistem ini sangat bergantung pada faktor-faktor seperti budaya politik, kematangan demokrasi, dan komitmen para aktor politik terhadap prinsip-prinsip demokrasi.