Di Bawah Mentari Flores **
Di tepian pantai, di mana ombak berbisik lembut, aku dilahirkan. Mentari Flores yang hangat menyapa pagi hariku, membelai kulitku yang kecokelatan. Aku, anak Flores, anak Maumere, tumbuh di antara hamparan sawah hijau dan deretan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Aroma kopi dan rempah-rempah mengiringi langkahku, membangkitkan semangat juang dalam jiwa. Aku belajar bernyanyi dari kicauan burung di pagi hari, belajar menari dari gemerlap ombak di lautan. Di sini, di Maumere, aku belajar arti kehidupan. Aku belajar tentang kebersamaan, tentang saling membantu, tentang menghargai alam dan budaya. Aku belajar tentang semangat pantang menyerah, tentang tekad untuk meraih mimpi. Di sini, di Maumere, aku menemukan jati diriku. Aku adalah anak Flores, anak Maumere, yang bangga dengan tanah kelahirannya. Aku adalah bagian dari budaya yang kaya, yang penuh dengan keindahan dan kearifan. Aku akan terus mencintai Maumere, tanah kelahiranku. Aku akan terus berjuang untuk memajukan daerahku, untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat. Aku akan terus bernyanyi, menari, dan bercerita tentang keindahan Maumere kepada dunia. Catatan:** Puisi ini menggambarkan kecintaan dan kebanggaan seorang anak Maumere terhadap tanah kelahirannya. Puisi ini juga menekankan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh budaya Maumere, seperti kebersamaan, semangat juang, dan cinta terhadap alam. Semoga puisi ini dapat menginspirasi pembaca untuk mencintai dan menghargai budaya daerah masing-masing.