Bayangan di Balik Mahkota **
** Di tengah hiruk pikuk istana, di mana intrik dan ambisi bersemayam, hiduplah seorang pemuda bernama Arlan. Ia adalah anak seorang bangsawan terhormat, namun takdir telah menorehkan luka mendalam dalam hidupnya. Ayahnya, Duke Eldric, meninggal dalam sebuah kecelakaan misterius, meninggalkan Arlan sebagai pewaris tunggal gelar dan kekayaan keluarga. Namun, takdir memiliki rencana lain. Seorang wanita misterius, yang dikenal sebagai Lady Elara, muncul di hadapan Arlan. Ia mengklaim sebagai saudara perempuan Duke Eldric, yang telah menghilang selama bertahun-tahun. Elara membawa serta sebuah surat wasiat yang menyatakan bahwa Arlan bukanlah anak kandung Duke Eldric, melainkan anak haram dari seorang pelayan istana. Arlan terguncang. Ia tak pernah membayangkan bahwa hidupnya adalah sebuah kebohongan. Elara, dengan senyum licik, menawarkan solusi: ia akan membantu Arlan mendapatkan hak warisnya, dengan syarat Arlan harus menikahi putri Raja, seorang wanita yang terkenal dengan kecantikannya dan kekejamannya. Arlan, yang haus akan kekuasaan dan balas dendam, menerima tawaran Elara. Ia bertekad untuk merebut tahta, meskipun harus mengorbankan hati dan jiwanya. Ia mulai berlatih pedang, mempelajari strategi perang, dan membangun jaringan pendukung di istana. Namun, di balik senyum dan kecerdasannya, Arlan menyimpan rahasia kelam. Ia menyimpan dendam yang membara terhadap orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Ia berjanji untuk membalas dendam, bahkan jika itu berarti menghancurkan kerajaan. Elara, yang sebenarnya adalah seorang penyihir jahat, memiliki rencana lain. Ia ingin menggunakan Arlan sebagai pion dalam rencananya untuk menguasai kerajaan. Ia telah menanamkan benih-benih kegelapan dalam hati Arlan, dan perlahan-lahan mengendalikannya. Arlan, yang terbuai oleh ambisi dan dendam, tak menyadari bahwa ia telah menjadi alat bagi Elara. Ia semakin terjerumus dalam kegelapan, kehilangan jati dirinya dan kemanusiaannya. Saat Arlan semakin dekat dengan tahta, ia mulai merasakan beban dosa yang menindihnya. Ia menyadari bahwa ia telah mengorbankan banyak hal demi kekuasaan, termasuk harga dirinya dan cintanya. Namun, terlambat. Elara telah mengendalikannya sepenuhnya. Arlan, yang telah menjadi bayangan dari dirinya sendiri, akhirnya naik tahta. Ia menjadi raja yang kejam dan tirani, menindas rakyatnya dan menghancurkan kerajaan. Elara, yang telah mencapai tujuannya, menghilang tanpa jejak. Arlan, yang terjebak dalam lingkaran setan yang ia ciptakan sendiri, terdampar dalam kesunyian dan penyesalan. Ia menyadari bahwa kekuasaan yang ia raih dengan darah dan air mata bukanlah kebahagiaan, melainkan kutukan. Kisah Arlan menjadi sebuah peringatan bagi kita semua: jangan biarkan ambisi dan dendam menguasai hati kita, karena itu akan menghancurkan kita dan orang-orang yang kita cintai.