Proses yang Mendasari Keluhan Pasien dengan Gejala Poliuria, Polidipsia, dan Penurunan Berat Badan
Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang berobat ke dokter dengan keluhan sering buang air kecil di malam hari sekitar 4-5 kali, lancar dan dalam jumlah banyak. Pasien juga mengeluh mudah haus dan minum dalam jumlah yang banyak. Selama 3 bulan terakhir, berat badan pasien diketahui menurun sekitar 4 kg. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 84 kali per menit, frekuensi pernapasan 20 kali per menit, suhu tubuh 36°C, tinggi badan 165 cm, dan berat badan 80 kg. Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid atau tremor halus pada pasien. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) 300 mg/dL saat pertama kali datang, kemudian glukosa darah puasa (GDP) 180 mg/dL, glukosa darah 2 jam setelah makan (GD2PP) 320 mg/dL, HbA1C 7,2%, dan adanya reduksi glukosa dalam urin sebesar +3. Proses yang mendasari keluhan pasien tersebut adalah peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia dapat terjadi akibat resistensi insulin atau defisiensi insulin. Pada pasien ini, kemungkinan terjadi defisiensi insulin yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah. Defisiensi insulin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti resistensi insulin, gangguan produksi insulin oleh pankreas, atau kombinasi keduanya. Pada pasien ini, gejala poliuria (sering buang air kecil) dan polidipsia (mudah haus dan banyak minum) merupakan hasil dari peningkatan kadar glukosa darah. Ketika kadar glukosa darah melebihi ambang ginjal, ginjal tidak dapat menyerap seluruh glukosa tersebut dan sebagian glukosa akan diekskresikan melalui urin. Proses ini menyebabkan peningkatan produksi urin dan sering buang air kecil. Selain itu, peningkatan kadar glukosa darah juga menyebabkan peningkatan osmolaritas darah, yang memicu rasa haus yang berlebihan dan minum dalam jumlah yang banyak. Penurunan berat badan yang dialami pasien juga dapat dikaitkan dengan hiperglikemia. Peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan tubuh menggunakan cadangan lemak dan protein sebagai sumber energi, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan berat badan. Dalam hal ini, hasil pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan, baik saat puasa maupun setelah makan. Selain itu, adanya reduksi glukosa dalam urin juga menunjukkan adanya hiperglikemia yang berkepanjangan. Dalam kesimpulannya, keluhan pasien dengan gejala poliuria, polidipsia, dan penurunan berat badan ini disebabkan oleh hiperglikemia akibat defisiensi insulin. Proses ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, yang mengakibatkan gejala poliuria dan polidipsia. Penurunan berat badan terjadi karena tubuh menggunakan cadangan lemak dan protein sebagai sumber energi. Penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mengelola kondisi ini dengan baik untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.