Revolusi Melati
Revolusi Melati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian peristiwa yang terjadi di kawasan Timur Tengah pada kurun waktu 2010-2011. Revolusi ini ditandai dengan upaya rakyat untuk menggulingkan pemerintahan yang berkuasa, terutama presiden, yang dianggap otoriter dan korup. Beberapa negara yang terkena dampak revolusi ini antara lain Tunisia, Mesir, dan Libya. Revolusi Melati diawali dengan protes besar-besaran di Tunisia pada bulan Desember 2010. Protes ini dipicu oleh ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil dan korup. Demonstrasi ini kemudian menyebar ke negara-negara lain di kawasan Timur Tengah, termasuk Mesir dan Libya. Di Mesir, revolusi ini mencapai puncaknya pada bulan Februari 2011, ketika jutaan orang turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak. Setelah berlangsungnya protes yang berkepanjangan, Mubarak akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 11 Februari 2011. Revolusi ini kemudian membawa perubahan besar dalam politik Mesir, termasuk pemilihan presiden yang demokratis. Sementara itu, di Libya, revolusi ini berlangsung lebih lama dan lebih berdarah. Pada bulan Februari 2011, protes melawan rezim Muammar Gaddafi pecah di berbagai kota di negara ini. Konflik ini berlanjut menjadi perang saudara yang berkepanjangan, dengan campur tangan dari pihak internasional. Akhirnya, pada bulan Oktober 2011, Gaddafi tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pemberontak. Revolusi Melati di kawasan Timur Tengah ini memiliki dampak yang signifikan terhadap politik dan masyarakat di negara-negara tersebut. Revolusi ini membuka jalan bagi perubahan politik yang lebih demokratis dan memberikan harapan baru bagi rakyat di kawasan ini. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, Revolusi Melati telah mengubah wajah politik Timur Tengah dan memberikan inspirasi bagi gerakan pro-demokrasi di seluruh dunia.