Mengapa Otak Orang Indonesia Diburu di Pasar Gelap?
Orang Indonesia memiliki otak yang sangat diminati dan menjadi rebutan di antara calon penerima donor otak manusia. Bahkan, di pasar gelap, harga otak manusia Indonesia dikabarkan paling tinggi dan selalu laku terjual ketika ada persediaan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, mengapa otak orang Indonesia yang menjadi incaran, bukan otak orang Yahudi yang terkenal cerdas, orang Jepang yang ahli dalam bidang teknologi, atau orang Cina yang lihai berbisnis? Dalam penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini, ditemukan bahwa persepsi para penerima donor otak dalam menentukan pilihan tidak didasarkan pada asumsi umum seperti yang disebutkan di atas. Jawaban mereka adalah, "Habis, otak orang Indonesia rata-rata masih mulus. Soalnya jarang dipakai!" Pernyataan ini mengungkapkan pandangan yang menarik tentang mengapa otak orang Indonesia menjadi incaran di pasar gelap. Meskipun stereotip tentang kecerdasan orang Yahudi, keahlian teknologi orang Jepang, dan kepiawaian berbisnis orang Cina telah dikenal luas, ternyata hal tersebut tidak menjadi faktor penentu dalam memilih otak untuk transplantasi. Penjelasan yang diberikan oleh para penerima donor otak mengungkapkan bahwa otak orang Indonesia dianggap masih "mulus" karena jarang dipakai. Hal ini mungkin terkait dengan tingkat pendidikan dan akses terhadap kesempatan belajar yang berbeda-beda di masyarakat Indonesia. Banyak orang Indonesia yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi intelektual mereka secara optimal. Namun, perlu dicatat bahwa pandangan ini tidak mewakili seluruh populasi penerima donor otak. Setiap individu memiliki preferensi dan kriteria sendiri dalam memilih otak untuk transplantasi. Selain itu, fenomena ini terjadi di pasar gelap yang ilegal dan tidak diatur oleh hukum. Oleh karena itu, tidak dapat disimpulkan bahwa otak orang Indonesia secara umum lebih diminati daripada otak dari kelompok etnis lainnya. Dalam kesimpulan, alasan mengapa otak orang Indonesia diburu di pasar gelap masih menjadi misteri. Penjelasan yang diberikan oleh para penerima donor otak menunjukkan bahwa persepsi mereka tidak didasarkan pada stereotip umum tentang kecerdasan. Namun, perlu diingat bahwa fenomena ini terjadi dalam konteks ilegal dan tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh populasi penerima donor otak.