Faktor-faktor yang Mendorong Pelayaran Samudra Bangsa Erop
Pelayaran samudra merupakan bagian penting dari sejarah manusia, dan bangsa Eropa memainkan peran penting dalam hal ini. Pada abad ke-15, bangsa Eropa, terutama Portugis, mulai melakukan pelayaran samudra untuk mencari rempah-rempah dan produk lain dari Asia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan pelayaran samudra. Pertama, kejatuan Konstantinopel oleh Kesultanan Turki Usmani (Ottoman) pada tahun 1453 mempersulit pedagang Eropa beraktivitas di daerah kekuasaan mereka. Akibatnya, satu-satunya akses bangsa Eropa ke Asia melalui darat terputus. Hal ini meningkatkan permintaan barang-barang dari Asia, seperti rempah-rempah, gading, dan batu mulia, di Eropa. Ketika permintaan tersebut meningkat, ekonomi Eropa, termasuk Portugis, mengalami tekanan. Oleh karena itu, bangsa Eropa yang dipelopori Portugis mencari sumber-sumber dan rute-rute baru untuk mendapatkan rempah-rempah. Kedua, kemajuan teknologi pelayaran oleh bangsa Portugis juga memainkan peran penting dalam pelayaran samudra. Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menggunakan rasi bintang Salib Selatan (Gubug Penceng-bahasa Jawa) untuk berlayar di sebelah selatan khatulistiwa. Sebelumnya, bangsa Eropa hanya menggunakan rasi bintang Polaris atau Bintang Utara sebagai panduan untuk berlayar di sebelah utara khatulistiwa. Kemajuan ini memungkinkan bangsa Portugis untuk melukiskan peta-peta Asia dan bahkan peta dunia yang sebelumnya belum pernah mereka jelajahi. Henry "Sang Navigator" mendirikan sekolah kartografi, yang menghasilkan berbagai peta yang digunakan oleh para pelaut Portugis untuk menjelajahi lautan luas. Secara keseluruhan, pelayaran samudra oleh bangsa Eropa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kejatuan Konstantinopel oleh Kesultanan Turki Usmani dan kemajuan teknologi pelayaran. Pelayaran samudra ini membawa konsekuensi yang signifikan bagi dunia, termasuk penyebaran rempah-rempah, penyebaran agama Katolik, dan penemuan benua-benua baru.