Strategi Penguasaan Kekuasaan Melalui Pemilu di Era Orde Baru
Pemilu di Era Orde Baru: Pengantar
Pemilihan umum (Pemilu) di era Orde Baru Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti. Pada periode ini, pemilu digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan oleh rezim yang berkuasa. Artikel ini akan membahas strategi penguasaan kekuasaan melalui pemilu di era Orde Baru.
Strategi Manipulasi Pemilu
Salah satu strategi utama yang digunakan dalam penguasaan kekuasaan melalui pemilu di era Orde Baru adalah manipulasi. Manipulasi ini bisa berupa manipulasi aturan pemilu, manipulasi proses pemilu, dan manipulasi hasil pemilu. Dengan cara ini, rezim Orde Baru berhasil mempertahankan kekuasaannya selama lebih dari tiga dekade.
Penggunaan Aparat Negara
Strategi lain yang digunakan dalam penguasaan kekuasaan melalui pemilu di era Orde Baru adalah penggunaan aparat negara. Aparat negara digunakan untuk mengintimidasi, mengancam, dan bahkan melakukan kekerasan terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan rezim Orde Baru. Dengan cara ini, rezim Orde Baru berhasil mempertahankan kekuasaannya dengan cara yang tidak demokratis.
Pemanfaatan Media Massa
Media massa juga digunakan sebagai alat dalam penguasaan kekuasaan melalui pemilu di era Orde Baru. Media massa digunakan untuk mempengaruhi opini publik dan mempromosikan agenda rezim Orde Baru. Dengan cara ini, rezim Orde Baru berhasil mempertahankan kekuasaannya dengan cara yang sangat efektif.
Pemilu Sebagai Alat Legitimasi
Selain digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan, pemilu di era Orde Baru juga digunakan sebagai alat untuk mendapatkan legitimasi. Dengan mengklaim bahwa pemilu dilakukan secara demokratis, rezim Orde Baru berhasil mendapatkan legitimasi dari masyarakat dan komunitas internasional.
Pemilu di Era Orde Baru: Kesimpulan
Pemilu di era Orde Baru merupakan contoh bagaimana pemilu bisa digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Melalui strategi manipulasi, penggunaan aparat negara, pemanfaatan media massa, dan pemilu sebagai alat legitimasi, rezim Orde Baru berhasil mempertahankan kekuasaannya selama lebih dari tiga dekade. Meskipun demikian, pemilu di era Orde Baru juga menunjukkan pentingnya pemilu yang dilakukan secara adil dan demokratis untuk memastikan keadilan dan keberlanjutan demokrasi.