Keharaman Riba dalam Perspektif Agama Islam
Riba, yang secara harfiah berarti "pertumbuhan" atau "peningkatan", adalah praktik yang dilarang dalam agama Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas dalil-dalil yang menjelaskan keharaman riba dalam Islam. Dalil pertama yang menjelaskan keharaman riba dapat ditemukan dalam Firman Allah Swt. dalam Surah Al-Baqarah (2): 275, Surah An-Nisa" (4): 161, dan Surah Al-Baqarah (2): 279. Allah Swt. berfirman, "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), 'Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.' Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. Al-Baqarah (2): 275) Dalil kedua dapat ditemukan dalam Surah An-Nisa" (4): 161, yang berbunyi, "Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya." Dalil ketiga dapat ditemukan dalam Surah Al-Baqarah (2): 279, yang berbunyi, "Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." Selain dalil-dalil tersebut, Rasulullah Saw. juga telah menyampaikan sabda yang menegaskan keharaman riba. Beliau bersabda, "Allah melaknat orang yang makan riba, orang yang memberikan riba, orang yang mencatatnya, dan dua orang yang menjadi saksi." (HR. Muslim) Dari dalil-dalil dan sabda Rasulullah Saw. tersebut, dapat disimpulkan bahwa riba adalah praktik yang diharamkan dalam agama Islam. Hal ini karena riba dianggap sebagai bentuk penindasan dan ketidakadilan dalam transaksi ekonomi. Sebagai umat Muslim, kita harus menghindari riba dan berusaha untuk hidup dalam keadilan dan keberkahan. Dengan memahami keharaman riba dalam perspektif agama Islam, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari praktik riba dan membangun ekonomi yang adil dan berkah.