Memprioritaskan Orang Asli Papua dalam Jabatan Publik: Menjaga Semangat Otsus
Sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Khusus dan Istimewa (Otsus) Nomor 21 Tahun 2001 dan hasil perubahan kedua UU Nomor 2 Tahun 2021, PP 106 dan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 A dan B, pemerintah pusat menghormati dan mengakui pemerintahan yang bersifat khusus dan istimewa dengan semua kekhususan yang diakui dalam undang-undang. Menghormati semangat Otsus ini, perlu ada pemberdayaan orang asli Papua melalui jabatan publik yang ada. Penjabat yang akhir masa jabatan seperti Kabupaten Maybrat, Kota Sorong, dan daerah lainnya harus memprioritaskan orang asli Papua. Sumberdaya Manusia Papua yang telah berkarir dalam lingkup pemerintahan yang ada banyak memenuhi syarat Administrasi Kepangkatan, Eselon, dan Golongan. Mereka memiliki kemampuan dan kelayakan untuk menduduki jabatan Pj. KEPALA Daerah dan Sekda. Sesuai dengan semangat Otsus ini, saatnya untuk memberdayakan dan berpihak kepada orang asli Papua. Rasa bangga dan rasa percaya bahwa Otsus hadir memberdayakan orang asli Papua harus diwujudkan melalui kebijakan afirmasi. Apa yang akan terjadi jika penjabat bupati atau gubernur semuanya merupakan utusan dari Kemendagri? Bagaimana dengan SDM lokal pemerintah daerah yang selama ini dibina dan dipersiapkan oleh KEMENDAGRI? Jika Kemendagri tidak percaya pejabat Papua di lingkup birokrasi lokal, maka pertanyaannya adalah, selama ini siapa yang membina mereka? Toh KEMENDAGRI dan MENPAN juga yang membina mereka hingga pada level Eselon, Pangkat, dan Golongan yang saat ini mereka duduki. Ataukah faktor apa di luar dari perimbangan Otsus, pertimbangan kelayakan pemerintahan? Apakah mereka menjadi pejabat dari luar yang merebut semua ruang kehidupan? Orang Papua tersingkir di ASN, marjinal secara ekonomi, tersingkir dalam jabatan publik ASN, BUMN bahkan politik. Apa arti Otsus yang kita perjuangkan dengan susah payah jika pemerintah pusat tidak melihat orang Papua sebagai subjek utama yang harus didorong, didukung agar mampu dan sanggup. Sampai kapan mengabaikan SDM lokal? Para pejabat yang berakhir masa jabatan mereka harus memprioritaskan orang asli Papua dalam jabatan publik. Ini bukan hanya tentang memenuhi syarat Administrasi Kepangkatan, Eselon, dan Golongan, tetapi tentang menjaga semangat Otsus dan memberdayakan orang asli Papua. Dengan melakukannya, kita dapat memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam pemerintahan.