Kisah Tulus Yulanda dan Pimpinanny
Yulanda, seorang karyawan asli Wonogiri, telah menghadiri banyak rapat dengan pimpinannya. Selama rapat, dia sering merasa frustrasi dan kecewa dengan cara pimpinannya. Dia merasa bahwa pimpinannya tidak memahami masalahnya dan tidak memberikan dukungan yang dibutuhkannya. Suatu hari, Yulanda bertemu dengan Tiyas, seorang karyawan lain yang juga merasa frustrasi dengan pimpinannya. Tiyas memberikan nasihat kepada Yulanda untuk berhati-hati dan tidak terlalu terburu-buru dalam mengejar impian dan tujuannya. Dia juga memberikan nasihat kepada Yulanda untuk tidak terlalu terburu-buru dalam mengejar impian dan tujuannya. Yulanda sangat terpengaruh oleh kata-kata Tiyas dan mulai berubah. Dia mulai lebih waspada dan tidak terlalu terburu-buru dalam mengejar impian dan tujuannya. Dia juga mulai lebih menghargai dan menghormati pimpinannya, bahkan ketika mereka tidak selalu memahami masalahnya. Suatu hari, Yulanda diizinkan untuk mengambil cuti dan mengunjungi ibunya di Ponorogo. Dia sangat senang dan bersyukur untuk memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama ibunya. Dia juga bersyukur bahwa pimpinannya memahami dan mendukung keputusannya. Selama kunjungannya, Yulanda dan ibunya mencoba membuat pecel, hidangan khas Ponorogo. Mereka sangat menikmati waktu bersama dan mencoba membuat hidangan baru bersama. Yulanda juga mengajak ibunya ke pabrik makanan dan menunjukkan cara membuat pecel. Pada akhir kunjungannya, Yulanda dan ibunya kembali ke Yogjakarta dan Yulanda kembali bekerja di pabrik makanan. Dia sangat bersyukur untuk kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama ibunya dan bersyukur bahwa pimpinannya memahami dan mendukung keputusannya. Kisah tulus Yulanda dan pimpinannya menunjukkan bahwa tidak pernah terlambat untuk berubah dan mencari dukungan dari orang lain. Ini juga menunjukkan bahwa penting untuk menghargai dan menghormati pimpinannya, bahkan ketika mereka tidak selalu memahami masalah kita.