Analisis Ukuran Penyebaran Kemampuan Baca dan Matematika Siswa Sekolah Dasar Kelas 2 di 50 Kota Besar Indonesi
Dalam penelitian ini, kami akan menganalisis ukuran penyebaran dari distribusi frekuensi kemampuan baca dan kemampuan matematika siswa sekolah dasar kelas 2 di 50 kota besar Indonesia. Data yang kami gunakan adalah persentase siswa yang memiliki kemampuan baca dan matematika di atas batas yang telah ditentukan. Tabel di bawah ini menunjukkan distribusi frekuensi untuk kedua kemampuan tersebut: \begin{tabular}{|c|c|c|} \hline Persentase & Frekuensi Kemampuan Baca & Frekuensi Kemampuan Matematika \\ \hline \( 17,5-22,5 \) & 7 & 5 \\ \( 22,5-27,5 \) & 6 & 9 \\ \( 27,5-32,5 \) & 14 & 11 \\ \( 32,5-37,5 \) & 19 & 16 \\ \( 37,5-42,5 \) & 3 & 8 \\ \( 42,5-47,5 \) & 1 & 1 \\ \hline \end{tabular} Untuk menganalisis ukuran penyebaran dari kedua distribusi frekuensi ini, kita dapat menggunakan beberapa metode statistik seperti rentang, simpangan kuartil, simpangan baku, dan varians. Dalam konteks ini, kita akan membandingkan hasil dari kedua distribusi frekuensi tersebut. Pertama, kita akan melihat rentang dari kedua distribusi frekuensi. Rentang adalah perbedaan antara nilai maksimum dan nilai minimum dalam suatu distribusi. Dalam hal ini, rentang kemampuan baca adalah 25 dan rentang kemampuan matematika adalah 15. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kemampuan baca memiliki rentang yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan matematika. Selanjutnya, kita akan melihat simpangan kuartil dari kedua distribusi frekuensi. Simpangan kuartil adalah perbedaan antara kuartil atas dan kuartil bawah dalam suatu distribusi. Dalam hal ini, simpangan kuartil kemampuan baca adalah 10 dan simpangan kuartil kemampuan matematika adalah 7. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kemampuan baca juga memiliki simpangan kuartil yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan matematika. Kemudian, kita akan melihat simpangan baku dari kedua distribusi frekuensi. Simpangan baku adalah akar kuadrat dari varians dalam suatu distribusi. Dalam hal ini, simpangan baku kemampuan baca adalah 5,24 dan simpangan baku kemampuan matematika adalah 4,04. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kemampuan baca juga memiliki simpangan baku yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan matematika. Terakhir, kita akan melihat varians dari kedua distribusi frekuensi. Varians adalah rata-rata kuadrat dari selisih antara setiap nilai dalam suatu distribusi dengan rata-rata distribusi tersebut. Dalam hal ini, varians kemampuan baca adalah 27,5 dan varians kemampuan matematika adalah 16,5. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kemampuan baca juga memiliki varians yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan matematika. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan baca siswa sekolah dasar kelas 2 memiliki ukuran penyebaran yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan matematika. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan baca siswa memiliki variasi yang lebih luas dibandingkan dengan kemampuan matematika.