Hierarki dan Hubungan Antarregulasi dalam Perundang-undangan
Hierarki dan hubungan antarregulasi adalah aspek penting dalam sistem perundang-undangan di Indonesia. Hierarki mengacu pada tingkatan atau penjenjangan setiap jenis peraturan perundang-undangan, sedangkan hubungan antarregulasi menunjukkan bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Regulasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah pengaturan. Di Indonesia, regulasi mengacu pada peraturan perundang-undangan yang merupakan sumber hukum formil. Peraturan perundang-undangan memiliki beberapa unsur, yaitu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat umum. Dalam pembentukan aturan, terdapat beberapa prinsip dalam hierarki peraturan perundang-undangan yang harus diikuti agar terhindar dari tumpang tindih atau pertentangan antarperaturan. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa peraturan perundang-undangan dapat diterima dan diundangkan dengan baik. Pertama, dasar peraturan perundang-undangan selalu merupakan peraturan perundang-undangan yang berada di atasnya. Artinya, peraturan perundang-undangan yang lebih rendah harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Kedua, hanya peraturan perundang-undangan tertentu yang dapat digunakan sebagai landasan yuridis. Hal ini berarti hanya peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat yang dapat dijadikan acuan. Ketiga, peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi. Ini memastikan bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih baru dapat menggantikan peraturan perundang-undangan yang lama. Keempat, peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama. Ketika suatu peraturan perundang-undangan baru dikeluarkan, peraturan perundang-undangan yang sejenis dan sederajat yang lama secara otomatis dinyatakan tidak berlaku lagi. Kelima, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah. Jika terdapat peraturan perundang-undangan yang secara hierarki memiliki derajat lebih rendah namun bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang memiliki derajat lebih tinggi, peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tersebut akan dihapuskan dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Terakhir, peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum. Jika terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang bersifat umum dengan peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus dan keduanya memiliki derajat yang sama dalam hierarki peraturan perundang-undangan, maka peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus akan diutamakan. Dengan mematuhi prinsip-prinsip ini, hierarki dan hubungan antarregulasi dalam perundang-undangan dapat terjaga dengan baik. Hal ini penting untuk mencegah kekacauan aturan dan memberikan kejelasan bagi warga negara dalam memahami dan mengikuti peraturan yang berlaku.