Bagaimana Orde Baru Membangun Kembali Ekonomi Indonesia Setelah Krisis 1965?
Indonesia pada pertengahan 1960-an berada di persimpangan jalan. Pergolakan politik dan ekonomi telah membawa negara ini ke jurang kehancuran. Di tengah kekacauan tersebut, rezim Orde Baru muncul, berjanji untuk memulihkan stabilitas dan membangun kembali ekonomi Indonesia. Periode transformatif ini meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang substansial, tetapi bukannya tanpa tantangan dan kekurangannya.
Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
Tugas mendesak yang dihadapi Orde Baru adalah mengendalikan hiperinflasi yang melumpuhkan ekonomi Indonesia. Pemerintah menerapkan serangkaian kebijakan stabilisasi, termasuk pembatasan pengeluaran pemerintah, reformasi moneter, dan negosiasi ulang utang luar negeri. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi yang merajalela dan menstabilkan nilai rupiah. Selain stabilisasi, Orde Baru memprioritaskan rehabilitasi infrastruktur ekonomi Indonesia yang hancur. Perang, pengabaian, dan salah urus telah merugikan jalan, jembatan, dan fasilitas penting lainnya. Pemerintah memulai program rehabilitasi yang luas, berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur baru dan perbaikan infrastruktur yang ada.
Penanaman Modal Asing dan Pertumbuhan yang Didorong oleh Ekspor
Menyadari perlunya investasi modal dan keahlian teknis, Orde Baru membuka ekonomi Indonesia untuk penanaman modal asing. Pemerintah memberlakukan undang-undang yang menguntungkan investor asing, menawarkan insentif, dan menciptakan iklim investasi yang lebih dapat diprediksi. Kebijakan ini bertujuan untuk menarik modal asing, teknologi, dan pengetahuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Orde Baru mengakui pentingnya ekspor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menerapkan kebijakan untuk mempromosikan ekspor, seperti memberikan insentif kepada eksportir dan mendevaluasi rupiah untuk membuat barang-barang Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
Peran Sektor Pertanian dan Sumber Daya Alam
Pertanian, tulang punggung ekonomi Indonesia, mendapat perhatian khusus selama Orde Baru. Pemerintah menerapkan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, seperti investasi dalam irigasi, penyediaan benih dan pupuk bersubsidi, dan mempromosikan praktik pertanian modern. Orde Baru mengakui kelimpahan sumber daya alam Indonesia dan berusaha untuk memanfaatkannya untuk pertumbuhan ekonomi. Pemerintah memberikan konsesi kepada perusahaan multinasional untuk mengeksplorasi dan mengekstraksi sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan kayu. Pendapatan yang dihasilkan dari ekspor sumber daya alam ini memainkan peran penting dalam membiayai pembangunan ekonomi.
Industrialisasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Orde Baru berupaya untuk mendiversifikasi ekonomi Indonesia dari ketergantungannya pada pertanian dan sumber daya alam dengan mempromosikan industrialisasi. Pemerintah menerapkan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur, seperti memberikan perlindungan tarif untuk industri dalam negeri dan mendirikan kawasan industri untuk menarik investasi. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai selama Orde Baru menyebabkan penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor. Ekspansi di bidang manufaktur, konstruksi, dan jasa menciptakan peluang kerja baru, menyerap angkatan kerja yang terus bertambah dan meningkatkan taraf hidup.
Orde Baru, setelah krisis tahun 1965, memulai jalan yang ambisius untuk membangun kembali ekonomi Indonesia. Melalui stabilisasi, penanaman modal asing, reformasi pertanian, dan industrialisasi, rezim ini meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang substansial. Jalan menuju pemulihan itu menantang, ditandai dengan tantangan dan ketidaksempurnaan. Namun demikian, kebijakan ekonomi Orde Baru mengubah lanskap ekonomi Indonesia, membuka jalan bagi pembangunan dan pertumbuhan di tahun-tahun berikutnya.