Persahabatan di Angkasa** **
Pada suatu hari yang cerah, tiga sahabat, Alvin, Melisa, dan Nazwa, berada di bandara, menunggu keberangkatan penerbangan mereka yang sama. Mereka telah merencanakan perjalanan ini selama bertahun-tahun dan akhirnya momen tiba untuk memulai petualangan baru. Alvin, dengan rambut keriting dan senyum yang selalu menghangatkan, duduk di bangku kayu sambil memeriksa ponselnya. Melisa, yang selalu rapi dan tenang, duduk bersebelahan dengannya, menikmati buku novel yang dia bawa. Sementara itu, Nazwa, pria yang ceria dengan kacamata hitam, berjalan-jalan di sekitar terminal, menunggu giliran panggilannya. Seiring berjalannya waktu, suara pengumuman bandara mulai berdecit. Penerbangan mereka akan segera berangkat. Tiga sahabat itu segera berdiri, mengambil tasmu mereka, dan bergerak menuju gerbang bandara. Di sana, mereka menemukan pesawat yang akan membawa mereka ke destinasi yang telah lama mereka impikan. Sebelum naik ke pesawat, mereka berhenti sejenak untuk mengambil foto bersama. Alvin mengangkat tangan, Melisa tersenyum lebar, dan Nazwa memberikan isyarat vokal yang membuat mereka semua tertawa. Itu adalah momen yang akan selalu mereka ingat, tiga sahabat yang akhirnya bisa berada di tempat yang sama, menikmati perjalanan yang penuh keajaiban. Setelah semua persiapan selesai, mereka masuk ke pesawat. Dengan nyaman, mereka menempati kursi masing-masing dan menarik selimut. Pilot memerintahkan mesin untuk dinyalakan, dan pesawat mulai bergerak melampaui landasan. Tiga sahabat itu menatap jendela, melihat kota kecil yang semakin kecil, hingga akhirnya terbenam dalam kabut pagi. Di atas awan, mereka mulai berbicara tentang rencana mereka setelah tiba di tujuan. Alvin bercerita tentang eksperimen kulinernya yang baru, Melisa membahas proyek seni yang akan dia kerjakan, dan Nazwa merencanakan liburan berikutnya. Percakapan mereka berlangsung hingga matahari terbit, menandai awal dari perjalanan yang penuh harapan dan petualangan. Ketika pesawat mencapai ketinggian maksimal, mereka memutuskan untuk menikmati pemandangan luar angkasa. Dengan kopi hangat di tangan, mereka duduk terlentang, menikmati awan putih yang mengitari pesawat. Di sana, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhingga. Akhirnya, setelah beberapa jam penerbangan, pesawat mulai turun. Tiga sahabat itu mempersiapkan diri untuk mendarat. Dengan hati-hati, pesawat mendarat di landasan, menghasilkan suara roda yang berputar. Mereka tiba di tujuan, siap untuk memulai petualangan baru dan menulis cerita lain yang akan selalu mereka ingat. Akhir Cerita:** Di bawah sinar matahari pagi, tiga sahabat itu berpisah. Alvin pergi ke kota untuk mencoba resep barunya, Melisa menuju studio seni, dan Nazwa berangkat untuk liburan singkat. Meskipun jalan mereka berbeda, persahabatan mereka tetap kuat, diikat oleh kenangan indah di atas awan. Dan begitulah, perjalanan mereka bersama di angkasa menjadi cerita yang akan selalu mereka bawa dalam hati.