Perjalanan Pendidikan dan Kehidupan di Pedalaman Pariman
Beliau, yang kita kenal sebagai Beling, memiliki perjalanan pendidikan yang unik dan menarik di pedalaman Pariman. Beling mulai bersekolah di SD 42 di daerah Sumpang 4. Namun, pada kelas 5, Beling pindah ke Padang Kampung Balaman, tempat orangtuanya tinggal. Di sana, Beling melanjutkan pendidikannya di sekolah setempat. Tidak seperti kebanyakan anak-anak lainnya, Beling tinggal bersama nenek dan kakeknya di Tebe. Ayah Beling pergi entah ke mana, dan Beling tidak mengetahui keberadaannya. Meskipun demikian, Beling tetap bersemangat dalam mengejar pendidikan. Sebelum pergi ke sekolah, Beling membantu nenek dan kakeknya dengan pekerjaan sehari-hari. Beling membantu memasak makanan dari sapi dan mengelarkan asam dari kendang. Setelah tugas-tugas rumah selesai, Beling baru pergi ke sekolah. Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Beling tidak ingin menganggur. Beling membantu neneknya membuka warung dan menjaga stanum. Meskipun hidup di pedalaman Pariman, Beling tidak pernah kehilangan semangat untuk berusaha dan berkontribusi pada keluarganya. Selama tinggal di pedalaman, Beling juga mengalami beberapa kejadian menarik. Di tempat tinggalnya di Padang, Beling sering kali menyaksikan pertarungan ayam peliharaan tetangga. Meskipun hanya sebagai penonton, Beling selalu terpesona dengan kegiatan tersebut. Perjalanan pendidikan dan kehidupan Beling di pedalaman Pariman adalah contoh inspiratif tentang semangat dan ketekunan dalam menghadapi tantangan. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Beling tetap berusaha untuk meraih pendidikan dan membantu keluarganya. Kisah Beling mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dan selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.