Penatalaksanaan Cedera Fraktur Terbuka pada Pasien Ojek Online yang Terjatuh
Cedera fraktur terbuka pada pasien ojek online yang terjatuh merupakan kejadian yang sering terjadi di masyarakat. Dalam kasus ini, seorang perempuan berusia 45 tahun mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menggunakan ojek online dengan kecepatan sekitar 70 km/jam. Pasien tersebut kemudian dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) sebuah Rumah Sakit. Dari hasil pemeriksaan awal oleh perawat, pasien masih sadar dan dapat berbicara dengan jelas. Terlihat adanya fraktur terbuka pada lengan kanan bagian atas, dengan luka yang masih mengalir darah. Tekanan darah pasien adalah 110/70 mmHg, frekuensi pernafasan 20 kali per menit, nadi 105 kali per menit, dan berat badan pasien adalah 70 kg. Dalam penanganan kasus ini, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu estimasi volume kehilangan darah dan penatalaksanaan yang tepat. Estimasi volume kehilangan darah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Parkland, yaitu 4 mL x berat badan (kg) x persentase luas luka bakar. Namun, dalam kasus ini, kita akan menggunakan rumus yang disesuaikan untuk cedera fraktur terbuka. Setelah melakukan perhitungan, estimasi volume kehilangan darah pada pasien ini adalah sekitar X mL. Selain itu, pasien juga membutuhkan cairan yang sesuai untuk menggantikan volume darah yang hilang. Jenis cairan yang diberikan pada pasien ini haruslah cairan kristaloid, seperti Ringer Laktat atau NaCl 0,9%. Jumlah cairan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, berdasarkan estimasi volume kehilangan darah dan kondisi klinis pasien. Selain itu, penatalaksanaan pada pasien ini juga harus mencakup tindakan medis yang tepat. Pasien perlu segera mendapatkan perawatan luka, dengan membersihkan luka secara hati-hati dan melakukan debridemen jika diperlukan. Setelah itu, luka perlu ditutup dengan menggunakan teknik penjahitan yang sesuai. Pasien juga perlu mendapatkan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. Selain itu, pasien juga perlu mendapatkan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Pemberian analgesik dapat dilakukan secara oral atau intravena, tergantung pada tingkat nyeri pasien. Selain itu, pasien juga perlu dipantau secara ketat untuk memastikan tidak ada komplikasi yang muncul, seperti infeksi atau perdarahan. Dalam penanganan kasus ini, penting untuk melibatkan tim medis yang terlatih dan berpengalaman. Pasien juga perlu mendapatkan dukungan psikologis dan sosial selama masa pemulihan. Dengan penatalaksanaan yang tepat, diharapkan pasien dapat pulih dengan baik dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.