Perbedaan Bioteknologi Konvensional dengan Bioteknologi Modern
Pendahuluan: Bioteknologi telah berkembang pesat sejak ditemukannya struktur dan fungsi DNA. Ada beberapa perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bagian: ① Bagian pertama: Bioteknologi konvensional dimulai sejak awal peradaban manusia. ② Bagian kedua: Bioteknologi konvensional menggunakan langsung pemanfaatan hasil yang diproduksi oleh mikroorganisme, berupa senyawa kimia atau bahan pangan tertentu yang bermanfaat bagi manusia. ③ Bagian ketiga: Bioteknologi konvensional menggunakan peralatan dan teknologi sederhana. ④ Bagian keempat: Proses dan hasil bioteknologi konvensional kurang steril, hasilnya sedikit (terbatas), dan kualitas belum terjamin. Contoh dari bioteknologi konvensional adalah pembuatan tempe, tapai, roti, yoghurt, keju, dan nata de coco. ⑤ Bagian kelima: Bioteknologi modern menggunakan mikroorganisme, makroorganisme, atau bagian bagiannya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja genetik organisme yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Bioteknologi modern menggunakan peralatan modern dengan berbagai teknologi, seperti mesin isolasi, teknologi hibridoma, kloning, rekayasa biokimia, dan rekayasa genetika. Proses dan hasil bioteknologi modern lebih steril, mampu memproduksi banyak dalam waktu cepat, dan kualitasnya terstandardisasi. Contoh dari bioteknologi modern adalah kultur jaringan, organisme transgenik, hewan hasil kloning, dan insulin buatan. Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern dalam hal permulaan, cara penggunaan, peralatan yang digunakan, proses dan hasil, serta contoh-contoh aplikasinya. Bioteknologi modern menawarkan potensi yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi serta memperbaiki kinerja genetik organisme yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.