Ratu Siani dan Putri Ria: Persahabatan yang Tak Terpisahkan **
Matahari pagi menyinari taman belakang Kerajaan Cahaya, menerangi latihan memanah Putri Ria. Gerakannya lincah, panah-panah meluncur tepat sasaran. Namun, ketenangan latihannya terusik oleh kedatangan seorang prajurit yang terengah-engah. "Yang Mulia Putri," prajurit itu berkata, "Ratu Siani pingsan di taman." Wajah Putri Ria langsung berubah pucat. Ia langsung berlari menuju taman, jantungnya berdebar kencang. Di sana, ia menemukan Ratu Siani terbaring lemah di bawah pohon sakura. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya. "Kakak!" teriak Putri Ria, suaranya bergetar. Ia segera memanggil tabib kerajaan. Sementara itu, di Kerajaan Kegelapan, Ratu Gracia mendengar kabar tentang sahabatnya. Hatinya langsung dipenuhi kekhawatiran. Ia segera berkemas dan bersama adiknya, Pangeran Rafel, bergegas menuju Kerajaan Cahaya. "Semoga sahabatku baik-baik saja," gumam Ratu Gracia, matanya berkaca-kaca. Putri Ria setia menemani Ratu Siani, tangannya menggenggam erat tangan kakaknya. Ia berdoa agar Ratu Siani segera pulih. "Kakak, kau harus kuat," bisik Putri Ria, suaranya lembut. "Aku akan selalu ada untukmu." Ratu Gracia dan Pangeran Rafel tiba di Kerajaan Cahaya. Mereka langsung menuju ke kamar Ratu Siani. "Shani, sahabatku," ucap Ratu Gracia, suaranya bergetar. "Semoga kau segera pulih." Pangeran Rafel menatap Ratu Siani dengan penuh perhatian. Ia merasa sedih melihat sahabat kakaknya terbaring lemah. Beberapa hari kemudian, Ratu Siani akhirnya siuman. Ia tersenyum lemah kepada Putri Ria, Ratu Gracia, dan Pangeran Rafel. "Terima kasih, sahabat-sahabatku," ucap Ratu Siani, suaranya masih lemah. "Kalian selalu ada untukku." Putri Ria, Ratu Gracia, dan Pangeran Rafel merasa lega. Mereka bersyukur Ratu Siani telah pulih. Persahabatan mereka semakin erat, terjalin dalam suka dan duka. Pesan:** Persahabatan sejati adalah kekuatan yang luar biasa. Ia mampu melewati segala rintangan dan memberikan kekuatan untuk menghadapi masa-masa sulit.