Ajaran Nabi Shaleh: Sebuah Refleksi Keteguhan Iman dan Keadilan **
** Nabi Shaleh, seorang utusan Allah yang diutus kepada kaum Tsamud, membawa pesan ilahi yang penuh makna. Ajarannya, yang tertuang dalam Al-Quran, menjadi cerminan keteguhan iman dan keadilan yang patut diteladani. Salah satu ajaran Nabi Shaleh yang termaktub dalam surat Hud ayat 61-67 adalah tentang tauhid. Beliau dengan tegas menyerukan kepada kaumnya untuk menyembah Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun. "Hai kaumku, sembahlah Allah, karena sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Allah. Dialah yang menciptakan kamu dari bumi, maka dari itu yang menjadikan kamu berdiam di sana." (QS. Hud: 61). Ajaran ini mengingatkan kita akan pentingnya mentauhidkan Allah dalam segala aspek kehidupan. Hanya dengan mentauhidkan Allah, kita dapat meraih kebahagiaan sejati dan terhindar dari kesesatan. Selain tauhid, Nabi Shaleh juga mengajarkan tentang pentingnya keadilan. Beliau menentang perilaku kaum Tsamud yang sombong dan zalim. Mereka menyembah berhala, menindas kaum lemah, dan menolak ajakan Nabi Shaleh untuk bertaubat. "Dan telah Kami utus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, karena sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Allah. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti nyata dari Tuhanmu. Ini adalah unta betina Allah, jadikanlah ia sebagai tanda bagi kamu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah dan janganlah kamu sentuh dia dengan gangguan, kalau tidak, kamu akan ditimpa azab." (QS. Hud: 61-62). Ajaran Nabi Shaleh tentang keadilan mengingatkan kita untuk senantiasa bersikap adil dalam segala hal. Keadilan merupakan pondasi penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Kisah Nabi Shaleh dan kaum Tsamud menjadi pelajaran berharga bagi kita. Keteguhan iman dan keadilan yang beliau ajarkan menjadi inspirasi bagi setiap insan untuk senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama. Semoga kita dapat meneladani ajaran Nabi Shaleh dan menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia.