Implementasi Politik Devide et Impera dalam Konteks Kolonialisme di Indonesia
Penjajahan di Indonesia bukanlah sekadar eksploitasi sumber daya alam, melainkan juga permainan politik yang licik. Salah satu strategi yang paling efektif dan kejam yang diterapkan oleh Belanda adalah politik *devide et impera*. Strategi ini, yang secara harfiah berarti "bagi dan kuasai," memungkinkan Belanda untuk menguasai Nusantara selama lebih dari tiga abad, bukan dengan kekuatan militer semata, melainkan dengan kepiawaian memecah belah kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Memanfaatkan Perpecahan Internal
*Devide et impera* diterapkan dengan cerdik oleh Belanda dengan memanfaatkan perpecahan internal yang sudah ada di antara kerajaan-kerajaan di Nusantara. Perbedaan agama, perebutan kekuasaan, dan persaingan ekonomi antar kerajaan menjadi celah empuk bagi Belanda untuk masuk dan mengadu domba. Mereka dengan lihai memihak salah satu kerajaan dalam konflik internal, memberikan dukungan militer dan politik dengan imbalan konsesi ekonomi dan politik.
Menciptakan Ketergantungan
Lebih jauh lagi, Belanda dengan sengaja menciptakan ketergantungan di antara kerajaan-kerajaan pribumi. Mereka membangun sistem ekonomi yang timpang, di mana kerajaan-kerajaan di Nusantara dipaksa menjadi pemasok bahan mentah murah dan pasar bagi produk-produk industri Belanda. Sistem ini melemahkan kerajaan-kerajaan pribumi secara ekonomi dan membuat mereka bergantung pada Belanda, sehingga semakin mudah untuk dikontrol.
Menghambat Persatuan
Dampak *devide et impera* sangat terasa dalam menghambat persatuan di antara kerajaan-kerajaan di Nusantara. Rasa curiga dan permusuhan yang ditanamkan oleh Belanda selama berabad-abad menciptakan jurang pemisah yang sulit dijembatani. Akibatnya, perlawanan terhadap penjajahan seringkali bersifat sporadis dan terlokalisir, sehingga mudah dipatahkan oleh Belanda yang memiliki persenjataan dan strategi militer yang lebih unggul.
Warisan *Devide et Impera*
Meskipun Indonesia telah merdeka selama lebih dari tujuh dekade, warisan *devide et impera* masih terasa hingga saat ini. Sentimen primordial, kesenjangan ekonomi, dan konflik horizontal masih menjadi tantangan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
Upaya untuk mengatasi warisan *devide et impera* membutuhkan komitmen bersama dari seluruh elemen bangsa. Pendidikan yang inklusif, pembangunan ekonomi yang berkeadilan, dan penegakan hukum yang tegas merupakan kunci untuk merajut kembali persatuan dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan.
Politik *devide et impera* merupakan bukti nyata keefektifan strategi memecah belah dalam melanggengkan kekuasaan. Pengalaman pahit penjajahan di Indonesia mengajarkan kita pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi berbagai tantangan. Hanya dengan bersatu, Indonesia dapat mencapai potensi penuhnya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat.