Perkembangan Sebutan Non Muslim Menurut Fikih dan Realitas Sisw
Dalam fikih, Non Muslim merujuk pada individu yang tidak mengikuti agama Islam. Sebutan ini telah mengalami perkembangan seiring waktu. Awalnya, istilah ini digunakan untuk menyebut individu yang tidak memeluk agama Islam. Namun, seiring dengan perkembangan sosial dan politik, sebutan ini juga mencakup individu yang lahir dari keluarga Muslim tetapi tidak mempraktikkan agama tersebut. Perkembangan sebutan Non Muslim hingga saat ini mencerminkan keragaman dan kompleksitas masyarakat. Istilah ini tidak hanya mencakup individu dengan keyakinan agama yang berbeda, tetapi juga mencakup individu dengan latar belakang budaya, etnis, dan sosial yang berbeda. Dalam konteks realitas siswa, pemahaman tentang sebutan Non Muslim harus mencerminkan toleransi, penghargaan, dan pemahaman yang mendalam terhadap perbedaan. Siswa harus diajarkan untuk menghormati dan menghargai individu dengan keyakinan dan latar belakang yang berbeda, serta mempromosikan kerukunan dan persatuan dalam masyarakat yang multikultural. Dalam menghadapi perbedaan, siswa harus diajarkan untuk melihat kesamaan dan nilai-nilai universal yang ada di antara individu, tanpa mengabaikan perbedaan yang ada. Dengan demikian, pemahaman tentang sebutan Non Muslim harus mengarah pada pembentukan sikap inklusif, saling menghormati, dan saling memahami di antara siswa. Dalam konteks pendidikan, penting bagi guru dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang inklusif dan saling menghormati. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum yang mencakup pemahaman tentang sebutan Non Muslim, serta melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mempromosikan keragaman dan persatuan. Dalam kesimpulan, pemahaman tentang sebutan Non Muslim menurut fikih dan realitas siswa harus mencerminkan nilai-nilai toleransi, penghargaan, dan pemahaman yang mendalam terhadap perbedaan. Pendidikan harus berperan dalam membentuk sikap inklusif, saling menghormati, dan saling memahami di antara siswa, sehingga masyarakat yang multikultural dapat hidup dalam harmoni dan persatuan.