Dampak Peraturan Sekolah yang Brutal dan Jerawat pada Kehidupan Sisw
Sekolah adalah tempat di mana siswa belajar dan tumbuh, tetapi apa yang terjadi ketika peraturan sekolah menjadi terlalu brutal? Bagaimana dampaknya pada kehidupan siswa? Selain itu, jerawat juga dapat menjadi masalah serius bagi remaja. Bagaimana mereka menghadapinya dan apa dampaknya pada kehidupan mereka? Peraturan sekolah yang brutal dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan siswa. Saya sendiri telah mengalami hal ini di kelas 11. Teman saya sering melakukan tindakan usil yang melebihi batas, seperti menampar dan memukul. Di sekolah awal saya, hal seperti itu sangat jarang terjadi. Saya merasa takut dengan kekerasan ini dan peraturan sekolah yang aneh. Hal ini membuat saya jarang sekolah dan bahkan membuat saya malas turun ke sekolah. Dada saya bergetar tak karuan karena ketakutan. Selain itu, jerawat juga menjadi masalah besar bagi remaja. Saya juga mengalami jerawat parah di masa itu. Jerawat saya merah-merah dan setiap hari saya harus menghadapinya. Saya menghabiskan banyak uang untuk berbagai produk perawatan wajah, berharap dapat mengatasi masalah ini. Saya mencoba berbagai tutorial di YouTube, mulai dari cara modern hingga cara tradisional. Tetapi hasilnya nihil. Saya merasa down, tetapi kemudian bangkit lagi dengan harapan masih ada perubahan yang akan datang. Lama kelamaan, saya mulai menyerah dan hanya menerapkan rutinitas dasar perawatan wajah seperti mencuci muka, menggunakan pelembap, dan tabir surya. Alhamdulillah, perubahan mulai terlihat dan wajah saya menjadi lebih baik. Selain itu, guru-guru yang awalnya tidak baik kepada saya, sekarang menjadi lebih baik lagi. Dunia memang terkadang hanya melihat fisik. Namun, ada juga dampak lain dari peraturan sekolah yang brutal dan jerawat ini. Saya memiliki bakat dalam olahraga seperti basket, bola, dan bulu tangkis. Namun, karena peraturan sekolah yang ketat dan jerawat yang mengganggu, saya tidak bisa mengembangkan bakat saya. Di SMP, saya mendapatkan nilai terbaik dalam pelajaran TIK, tetapi di SMA, TIK hanya ada di kelas 10. Saya merasa terbatas dalam mengembangkan bakat saya. Selain itu, saya juga mengalami cedera saat bermain futsal, di mana kaki saya terkena cedera ACL. Saya sangat terpukul dengan kejadian ini. Namun, setelah tiga tahun berlalu, saya menemukan bakat baru saya dalam bermain game. Saya bahkan membentuk tim sendiri yang bernama Ayam Guntur. Nama tim saya sudah mulai dikenal. Dalam hidup, kita akan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Peraturan sekolah yang brutal dan jerawat adalah dua masalah yang saya hadapi. Namun, saya belajar untuk bangkit dan mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Saya tidak boleh menyerah dan terus berjuang untuk mencapai impian dan tujuan saya. Kehidupan siswa tidak selalu mudah, tetapi dengan tekad dan semangat yang kuat, kita dapat mengatasi segala rintangan yang ada.