Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila** **
Pada masa sidang pertama BPUPK, banyak anggota yang menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka. Di antara mereka, tokoh-tokoh seperti Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno memainkan peran penting. Selain mereka, ada juga tokoh-tokoh lain seperti Hatta, H Agus Salim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dan lain-lain yang turut berkontribusi dalam perbincangan ini. Perbincangan tentang dasar negara tidak hanya terjadi pada sidang pertama BPUPK, tetapi juga terus dimatangkan dalam Panitia Kecil dan pada saat sidang kedua BPUPK. Hasil dari Panitia Kecil yang dibentuk setelah sidang pertama BPUPK mencapai kesepakatan antara "kelompok Islam" dan "kelompok kebangsaan". Kesepakatan ini dibacakan oleh Soekarno sebagai ketua Panitia Kecil di hadapan sidang BPUPK yang kedua. Pada sidang kedua ini, anggota BPUPK banyak mendiskusikan soal bentuk negara ketimbang soal dasar negara. Perbincangan tentang dasar negara kembali mengemuka pada saat sidang PPKI yang berlangsung sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Fokus pembicaraan pada saat itu adalah soal "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Soekarno mengusulkan lima dasar bagi Indonesia, yaitu: 1) Kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, 3) Demokrasi, 4) Kesejahteraan sosial, dan 5) Ketuhanan. Namun, selain dari kelima dasar tersebut, Soekarno juga menyiapkan kumpulan dasar negara lainnya, apabila kelima dasar tersebut lumrah tidak dapat diterima. Ia menyarankan trisila: Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokratik, dan Ketuhanan. Jika pun ketiga dasar ini dirasa kurang cocok, Soekarno mengusulkan satu dasar (ekasila), yang dari ketiga dasar tersebut, yaitu Gotong Royong. Dari perjalanan panjang ini, akhirnya terlahirlah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila merupakan hasil pemikiran para pendiri bangsa yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan 5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga merupakan peta pemikiran yang menjadi landasan moral dan etika bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan Pancasila, diharapkan bangsa Indonesia dapat hidup rukun, damai, dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kesimpulan:** Pancasila adalah hasil dari perjuangan dan pemikiran para pendiri bangsa yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga merupakan peta pemikiran yang menjadi landasan moral dan etika bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan Pancasila, diharapkan bangsa Indonesia dapat hidup rukun, damai, dan sejahtera dalam bingkai NKRI.