Manusia sebagai Penggerak Sejarah: Mencipta, Mempertahankan, dan Membaca Sejarah
Sejarah adalah cerita tentang masa lampau, peristiwa yang terjadi, dan perkembangan manusia. Namun, siapa yang memungkinkan peristiwa sejarah terus bergerak secara dinamis dari masa lampau ke masa depan? Jawabannya adalah manusia, yang berperan sebagai penggerak sejarah. Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan, seperti pemeran Ulama dalam drama. Dengan kata lain, sejarah adalah sejarah manusia. Peristiwa yang dikaji dalam sejarah adalah peristiwa yang terkait dengan manusia. Gerakan sejarah adalah ekspresi dari pikiran, perasaan, dan tindakan manusia di masa lampau, yang terus mempengaruhi kehidupan manusia hingga saat ini dan di masa depan. Manusia adalah yang menggerakkan dan mengendalikan sejarah atau peristiwa hidup mereka dalam rangka mewujudkan perubahan dan kemajuan yang mereka inginkan. Dengan kata lain, sejarah meneliti dan menceritakan riwayat dan perjalanan hidup manusia. Riwayat itu diceritakan oleh manusia, dan cerita itu dibaca dan dialami oleh manusia juga. Manusia menjadi pencipta sejarah, pelaku sejarah, dan penutur sejarah, semuanya. Hal ini dimungkinkan karena manusia memiliki rasio atau akal budi yang telah dianugerahkan oleh Pencipta. Dengan akal budi mereka, manusia mengingat, merefleksikan pengalaman hidup mereka, dan memiliki harapan dan cita-cita yang kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata demi kemajuan dan perkembangan mereka. Paulo Freire pernah mengatakan, "Mimpi adalah motor penggerak sejarah." Tanpa mimpi atau cita-cita, sulit ada perubahan dan kemajuan dalam hidup manusia. Sejarah hanya milik makhluk yang memiliki akal budi atau kesadaran, yaitu manusia. Dengan akal budi atau kesadaran mereka, manusia mengingat, merefleksikan, dan belajar dari peristiwa-peristiwa hidup yang sudah terjadi di masa lampau untuk kemudian menjadi panduan hidup mereka di masa kini dan masa depan. Akal budi atau kesadaran itu adalah yang memungkinkan terjadinya perubahan, berbagai peristiwa itu. Hewan tidak memiliki akal budi dan kesadaran, sehingga mereka tidak memiliki kemampuan belajar, berubah, dan berkembang ke arah yang lebih baik. Dalam melakukan tindakan mereka, hewan hanya mengandalkan nalurinya seperti naluri bertahan hidup dan bereproduksi. Dengan pemahaman di atas, kita dapat menyebut tokoh-tokoh seperti para nabi, ilmuwan, orang-orang seperti Raden Wijaya, Brawijaya V, Raden Patah Sultan Agung, Soedirman, Soekarno, Hatta, Alexander Agung, Gandhi, Adolf Hitler, dan lain-lain sebagai contoh-contoh penggerak sejarah. Meskipun demikian, tidak berarti hanya orang-orang besar yang dapat menggerakkan sejarah. Sejarah adalah cerita tentang masa lampau, peristiwa yang terjadi, dan perkembangan manusia. Manusia adalah yang menggerakkan dan mengendalikan sejarah atau peristiwa hidup mereka dalam rangka mewujudkan perubahan dan kemajuan yang mereka inginkan. Sejarah adalah sejarah manusia, dan manusia adalah yang mencipta, mempertahankan, dan membaca sejarah.