Pintu Misterius Menuju Masa Depan **
** "Ayo, kita main petak umpet di taman belakang!" seru Alvin, semangatnya menular ke empat temannya, Sabrina, Radella, Affandi, dan Humaira. Mereka berlima berlari-lari, tawa mereka bergema di udara sore yang cerah. Tiba-tiba, Sabrina berteriak, "Lihat! Pintu apa itu?" Mereka berhenti, matanya tertuju pada sebuah pintu kayu tua yang tersembunyi di balik semak belukar. Pintu itu tampak aneh, dengan ukiran rumit yang tak dikenal. Rasa penasaran menggerogoti mereka. "Mungkin ini pintu rahasia!" kata Radella, matanya berbinar. Dengan hati-hati, Alvin membuka pintu itu. Seketika, mereka disambut oleh cahaya keemasan yang menyilaukan. Ketika cahaya mereda, mereka terkesima. Mereka berada di sebuah taman yang indah, dengan bunga-bunga berwarna-warni dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. "Kita di mana ini?" tanya Humaira, suaranya bergetar. "Ini masa depan!" jawab Affandi, matanya terbelalak. Mereka menjelajahi taman itu, takjub dengan teknologi canggih dan bangunan-bangunan futuristik yang mengelilingi mereka. Namun, kegembiraan mereka sirna ketika mereka menyadari bahwa mereka tak dapat keluar dari taman itu. Pintu yang mereka lewati telah menghilang. "Kita harus menemukan cara untuk kembali!" seru Sabrina, panik mulai merayap di hatinya. Mereka mencari petunjuk di sekitar taman, hingga akhirnya menemukan sebuah kertas tua tergeletak di bawah pohon. Kertas itu berisi dua tugas: 1. Temukan sumber energi utama taman ini. 2. Pecahkan teka-teki yang terukir di patung di tengah taman. Mereka bekerja sama, saling membantu, dan akhirnya berhasil menyelesaikan kedua tugas itu. Seketika, pintu kayu tua itu muncul kembali di hadapan mereka. "Kita berhasil!" teriak Radella, lega. Mereka berlima melangkah melewati pintu itu, kembali ke taman belakang mereka. Mereka berpelukan, bersyukur karena dapat kembali ke masa mereka. Pengalaman itu mengajarkan mereka bahwa keberanian, kerja sama, dan kecerdasan dapat membantu mereka mengatasi tantangan apa pun, bahkan perjalanan ke masa depan sekalipun.