Pertempuran Medan Area: Perjuangan Pemuda dan TKR Melawan Sekutu dan NICA
Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi pertempuran sengit di Medan yang melibatkan pemuda Indonesia, Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Sekutu, dan NICA. Pertempuran ini merupakan bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia yang berlangsung setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Awalnya, Sekutu mendarat di Sumatra Utara pada 9 Oktober 1945 dan disambut baik oleh Gubernur Sumatra Utara, Teuku Moh. Hasan. Mereka membentuk tim Recovery of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) yang bertugas membantu pembebasan tawanan perang. Namun, Sekutu dan NICA kemudian mempersenjatai bekas tawanan dan membentuk Medan Batalyon XNIL dengan tujuan mengambil alih kekuasaan di Kota Medan. Insiden pertama terjadi di Hotel Bali Medan pada 13 Oktober 1945. Insiden ini dimulai ketika seorang pengunjung hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh warga. Hotel tersebut kemudian diserbu oleh para pemuda, dan sebanyak 96 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah anggota NICA. Setelah kejadian tersebut, Sekutu mengultimatum agar pemuda dan masyarakat Kota Medan menyerahkan senjata kepada mereka. Namun, ultimatum ini justru membangkitkan semangat perlawanan. Pemuda dan TKR terus menghadang dan menyerbu pasukan Sekutu yang sedang berpatroli, sehingga Sekutu dan NICA terdesak. Pada 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai pinggiran Kota Medan. Tindakan ini bertujuan untuk membatasi gerak maju dan menghadang para pemuda. Namun, pemuda dan TKR tetap gigih melawan, dan pertempuran terus berlanjut. Pertempuran Medan Area merupakan salah satu contoh perjuangan heroik pemuda dan TKR dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Meskipun menghadapi kekuatan yang lebih besar, mereka tidak gentar dan terus melawan hingga akhirnya meraih kemenangan. Dalam konteks sejarah Indonesia, pertempuran ini menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap penjajah dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi keadilan dan kemerdekaan.