Perkembangan Pemeliharaan Hadits pada Masa Khulafa'urrasyidin
Pada masa Khulafa'urrasyidin, pemeliharaan hadits mengalami perkembangan yang signifikan. Meskipun pada awalnya, para sahabat lebih fokus pada penulisan dan penyebaran Al-Qur'an, namun perhatian terhadap hadits mulai meningkat pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, perkembangan hadits tidak terlalu tampak. Para sahabat lebih fokus pada penulisan dan penyebaran Al-Qur'an sebagai dasar syari'at Islam yang pertama. Khalifah Umar bin Khattab bahkan pernah mengeluarkan larangan memperbanyak riwayat hadits. Hal ini mengindikasikan bahwa pada masa ini, perhatian terhadap hadits belum begitu besar. Namun, pada masa Khalifah Utsman bin Affan, perhatian terhadap hadits mulai meningkat. Banyak dari kalangan sahabat yang telah meninggal, sehingga mereka saling berjauhan. Di sisi lain, dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama, muncul berbagai persoalan yang membutuhkan penjelasan praktis yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Semangat para sahabat muda dan para tabi'in untuk mencari hadits Nabi Muhammad Saw juga semakin tinggi. Mereka rela mengorbankan harta benda, tenaga, dan waktu untuk mendapatkan sebuah hadits. Misalnya, Abu Ayyub Al-Anshari pergi ke Mesir untuk menemui sahabat Uqbah bin Amir demi mendapatkan sebuah hadits. Periode perkembangan hadits pada masa Khulafa'urrasyidin ini dikenal dengan zaman "At-Tasabut wal Iglal min Ar-Riwayah", yang artinya membatasi hadits dan menyedikitkan riwayat. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa ini, perhatian terhadap pemeliharaan hadits semakin meningkat dan para ulama mulai mengumpulkan dan mengklasifikasikan hadits-hadits yang ada. Dengan demikian, pada masa Khulafa'urrasyidin, pemeliharaan hadits mengalami perkembangan yang signifikan. Para sahabat dan para tabi'in dengan semangatnya mencari dan menyebarkan hadits-hadits Nabi Muhammad Saw demi menjaga keaslian dan kebenaran ajaran Islam.