Penyerobotan Tanah oleh Pengembang Serpong Town Square
Pengembangan Serpong Town Square (Setos) telah menjadi pusat perbelanjaan yang populer di Tangerang. Namun, dibalik kemegahannya, terdapat kontroversi yang melibatkan penyerobotan tanah oleh pengembang tersebut. Kisah ini bermula dari tanah milik keluarga Gouw O Tjo dan Lim Na Nio, yang terletak di desa Panunggangan, Tangerang. Tanah seluas 2 hektar lebih ini telah diserobot oleh seorang pengusaha bernama Dewanto sejak tahun 80-an. Dewanto membangun pertokoan dan Kantor Green Garden di atas tanah tersebut, yang kemudian menjadi Serpong Town Square. Keluarga Gouw O Tjo dan Lim Na Nio telah berusaha untuk memperjuangkan hak warisan mereka selama 25 tahun terakhir. Mereka telah mengurus surat-surat kepemilikan tanah dan mendapatkan fatwa waris dari Pengadilan Negeri Tangerang. Namun, upaya mereka selalu mentok dan tidak ada yang bisa menjelaskan mengenai bukit-bukit yang ada di tanah tersebut. Pengembangan Serpong Town Square terus berlanjut, dan saat ini tanah tersebut telah dimasukkan ke dalam Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT.TMB, milik direktur AWS. Keluarga Gouw O Tjo dan Lim Na Nio baru mengetahui hal ini setelah melaporkan kasus penyerobotan tanah ke Polisi Tangerang. Namun, hingga saat ini, pihak BPN Kota Tangerang belum memberikan jawaban terkait laporan yang diajukan oleh keluarga tersebut. Mereka juga dituduh melakukan perbuatan pidana oleh pegawai PT TMB yang melaporkan mereka. Kisah penyerobotan tanah oleh pengembang Serpong Town Square ini menjadi bukti bahwa masih ada kasus penyalahgunaan tanah yang terjadi di Indonesia. Keluarga Gouw O Tjo dan Lim Na Nio telah berjuang untuk mendapatkan hak mereka selama bertahun-tahun, namun masih belum mendapatkan keadilan yang mereka harapkan. Kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan hukum terhadap hak kepemilikan tanah. Tanah adalah aset berharga bagi setiap individu dan keluarga, dan harus dilindungi dari penyerobotan yang tidak sah. Dalam menghadapi kasus penyerobotan tanah seperti ini, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk bertindak tegas dan memberikan keadilan kepada para korban. Hanya dengan adanya perlindungan hukum yang kuat, kita dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan tanah dan memastikan bahwa hak kepemilikan tanah tetap terjaga. Kesimpulannya, penyerobotan tanah oleh pengembang Serpong Town Square merupakan kasus yang memprihatinkan. Keluarga Gouw O Tjo dan Lim Na Nio telah berjuang untuk mendapatkan hak mereka selama bertahun-tahun, namun masih belum mendapatkan keadilan yang mereka harapkan. Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan hukum terhadap hak kepemilikan tanah, dan perlunya tindakan tegas dari pemerintah dan lembaga terkait untuk mencegah penyalahgunaan tanah di masa depan.