Petani Miskin dan Kehidupan Haria
Pada pagi hari, Pak Parman, seorang petani miskin, bangun lebih awal dari biasanya untuk menyiapkan sarapan untuk dua anaknya. Mereka tinggal di sebuah rumah tua yang ditinggalkan oleh istrinya yang sudah meninggal. Setelah sarapan, anak-anaknya pergi ke sekolah, dan Pak Parman langsung pergi ke ladang untuk mulai hari kerjanya. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Pak Parman tidak pernah menyerah pada impian dan harapannya. Dia tahu bahwa petani miskin seperti dirinya sendiri adalah tulang punggung masyarakat, dan dia bangga dengan pekerjaannya. Dia menghargai setiap tanaman yang dia tanam dan merasa bangga ketika dia melihat hasil kerjanya. Pada hari-hari musim panas yang panas, Pak Parman bekerja keras di ladang, menanam dan merawat tanamannya. Dia mengambil keberuntungannya dari tanah dan membagikannya dengan komunitasnya. Dia tahu bahwa dia tidak mungkin mencapai impian dan harapannya sendiri, tetapi dia tidak pernah menyerah pada harapan dan impian mereka. Pada akhir hari, Pak Parman pulang ke rumahnya yang tua dan tua, dan dia merasa puas dengan hari yang telah ia habiskan. Dia tahu bahwa dia telah melakukan yang terbaik untuk keluarganya dan komunitasnya, dan dia bangga dengan pekerjaannya. Dia tahu bahwa dia tidak mungkin mencapai impian dan harapannya sendiri, tetapi dia tidak pernah menyerah pada harapan dan impian mereka. Pada akhirnya, Pak Parman adalah petani miskin yang bangga dengan pekerjaannya dan komunitasnya. Dia tahu bahwa dia tidak mungkin mencapai impian dan harapannya sendiri, tetapi dia tidak pernah menyerah pada harapan dan impian mereka. Dia adalah contoh bagi semua orang yang menghadapi tantangan dan menghadapi dunia dengan harapan dan optimisme.