Rafel, Pahlawan Siang Hari **
Matahari siang bersinar terang menerpa wajah Ria saat ia berjalan keluar dari makam kakek dan neneknya. Perjalanan ziarah bersama Shani dan kedua orang tuanya telah selesai. Senyum hangat terukir di wajah Ria, rasa syukur memenuhi hatinya. Demam yang sempat melanda tubuhnya kini telah hilang, digantikan oleh semangat baru untuk menjalani hari. "Shani, ayo kita pulang dulu. Nanti aku mau nemenin kamu latihan di teater," ujar Ria, tangannya meraih tangan Shani. "Oke, Kak. Aku mau mandi dulu," jawab Shani sambil berlari menuju kamar mandi. Ria pun ikut masuk ke dalam rumah, langkahnya ringan. Ia tak sabar untuk melihat Shani berlatih di teater JKT48. Beberapa saat kemudian, Ria dan Shani pun sampai di teater. Ria duduk di kursi penonton, matanya tertuju pada Shani yang sedang berlatih dengan semangat. "Ria, sini sebentar!" panggil Shani. Ria pun mendekat, "Kenapa, Shan?" "Ini udah jam makan siang. Ayo kita makan dulu," ajak Shani. Ria mengangguk, lalu berdiri dari kursinya. Namun, saat ia hendak melangkah, kakinya tersandung dan hampir terjatuh. "Aduh!" pekik Ria. Secepat kilat, seorang pemuda berlari menghampiri Ria dan menahan tubuhnya. "Kamu gak apa-apa?" tanya pemuda itu dengan khawatir. Ria menggeleng, "Aku gak apa-apa. Makasih ya." Pemuda itu tersenyum, "Sama-sama. Namaku Rafel, trainee generasi 13." Ria pun tersenyum balik, "Aku Ria, kakak Shani." Rafel mengangguk, "Oh, jadi kamu kakaknya Shani. Senang bertemu denganmu." Ria pun merasa lega. Rafel, pahlawan siang hari yang telah menyelamatkannya dari jatuh. Ia pun berterima kasih lagi kepada Rafel, lalu bersama Shani menuju kantin untuk makan siang. Catatan:** Cerita ini menggambarkan momen sederhana yang penuh makna. Rafel, seorang trainee generasi 13, menunjukkan sikap peduli dan sigap dalam membantu Ria yang hampir terjatuh. Kisah ini juga menunjukkan hubungan yang erat antara Ria dan Shani, serta semangat mereka dalam menjalani mimpi masing-masing.