Perbedaan Kewenangan dan Legitimasi: Perspektif Para Pakar
Kewenangan dan legitimasi adalah dua konsep penting dalam politik dan pemerintahan. Meskipun sering digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan antara kewenangan dan legitimasi berdasarkan pandangan beberapa pakar terkemuka.
Kewenangan dapat didefinisikan sebagai hak atau kekuasaan untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain atau keputusan yang mempengaruhi orang lain. Dalam konteks politik, kewenangan sering kali merujuk pada kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah atau lembaga pemerintah untuk membuat keputusan dan mengatur masyarakat. Kewenangan dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti pemilihan, penunjukan, atau kekuatan militer. Kewenangan dapat bersifat formal, seperti yang diberikan oleh undang-undang atau konstitusi, atau dapat bersifat informal, seperti yang diberikan oleh pengaruh atau otoritas yang diberikan oleh masyarakat.
Di sisi lain, legitimasi adalah dasar atau hak yang diberikan kepada seseorang atau lembaga untuk memerintah atau mengendalikan orang lain. Legitimasi melibatkan pengakuan dan penerimaan oleh masyarakat bahwa pemerintah atau lembaga tersebut memiliki hak dan otoritas untuk memerintah. Legitimasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti pemilihan yang adil dan bebas, dukungan masyarakat, atau pengakuan internasional. Legitimasi juga dapat berasal dari legitimasi sejarah, yaitu ketika pemerintah atau lembaga memiliki warisan atau tradisi yang diakui oleh masyarakat.
Menurut pakar politik Max Weber, kewenangan dan legitimasi saling terkait. Weber berpendapat bahwa kewenangan yang efektif harus didasarkan pada legitimasi yang kuat. Dalam pandangannya, legitimasi dapat berasal dari tiga sumber: tradisi, otoritas karismatik, dan legalitas rasional. Legitimasi tradisional didasarkan pada warisan atau tradisi yang diakui oleh masyarakat. Legitimasi otoritas karismatik didasarkan pada kepribadian atau kualitas khusus dari pemimpin yang diakui oleh masyarakat. Legitimasi legalitas rasional didasarkan pada aturan dan hukum yang diakui oleh masyarakat.
Namun, ada juga pandangan lain tentang perbedaan antara kewenangan dan legitimasi. Beberapa pakar berpendapat bahwa kewenangan adalah hak atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum atau konstitusi, sedangkan legitimasi adalah pengakuan dan penerimaan oleh masyarakat. Dalam pandangan ini, kewenangan dapat diperoleh secara formal melalui proses hukum, sedangkan legitimasi harus diperoleh melalui dukungan dan pengakuan masyarakat.
Dalam kesimpulan, perbedaan antara kewenangan dan legitimasi adalah bahwa kewenangan adalah hak atau kekuasaan untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain, sedangkan legitimasi adalah dasar atau hak yang diberikan kepada seseorang atau lembaga untuk memerintah atau mengendalikan orang lain. Kewenangan dapat diperoleh melalui berbagai cara, sedangkan legitimasi melibatkan pengakuan dan penerimaan oleh masyarakat.