Perbandingan Analisis Iblis dalam Tradisi Islam dan Iblis Milton dalam Paradise Lost
Pendahuluan: Konsep Iblis telah dieksplorasi dalam berbagai teks agama dan sastra sepanjang sejarah. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis penggambaran Iblis dalam tradisi Islam dan Paradise Lost karya John Milton. Dengan memeriksa kesamaan dan perbedaan antara Iblis dalam tradisi Islam dan Iblis Milton, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang signifikansi budaya dan sastra dari karakter-karakter ini. Iblis dalam Tradisi Islam: Dalam tradisi Islam, Iblis dikenal sebagai Iblis. Dia digambarkan sebagai malaikat yang jatuh yang menolak untuk tunduk kepada Adam dan diusir dari surga sebagai akibatnya. Iblis digambarkan sebagai penggoda dan penipu, yang terus-menerus mencoba menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Tujuan utamanya adalah untuk mengkorupsi umat manusia dan menjauhkan mereka dari Allah. Iblis Milton: Dalam Paradise Lost karya John Milton, Satan digambarkan sebagai karakter yang kompleks dan berbagai sisi. Dia digambarkan sebagai malaikat yang jatuh yang memberontak melawan Allah dan diusir dari surga. Satan dalam karya Milton digambarkan sebagai sosok yang karismatik dan persuasif, mampu menginspirasi rasa takut dan kagum. Dia didorong oleh keinginan untuk kekuasaan dan balas dendam, dan pemberontakannya terhadap Allah dipicu oleh penolakannya untuk menerima posisi yang lebih rendah. Analisis Perbandingan: Meskipun Iblis dalam tradisi Islam dan Iblis Milton keduanya digambarkan sebagai malaikat yang jatuh yang memberontak melawan Allah, ada perbedaan signifikan dalam karakterisasi mereka. Iblis dalam tradisi Islam, Iblis, digambarkan sebagai murni jahat dan jahat, tanpa kualitas yang dapat ditebus. Dia dipandang sebagai perwujudan godaan dan tipuan. Di sisi lain, Satan dalam karya Milton adalah karakter yang lebih kompleks, dengan berbagai emosi dan motivasi. Dia digambarkan sebagai sosok tragis, mampu melakukan baik dan jahat. Perbedaan kunci lainnya antara kedua penggambaran ini adalah peran dari kehendak bebas. Dalam tradisi Islam, Iblis dipandang sebagai penggoda yang memimpin umat manusia ke dalam dosa dan kesesatan. Di sisi lain, dalam Paradise Lost, Milton menggambarkan Satan sebagai sosok yang memiliki kehendak bebas yang kuat, yang memilih untuk memberontak melawan Allah.