Perbedaan Perakaran Serabut dan Tunggang pada Pohon Mangga
Pohon mangga, dengan buahnya yang manis dan lezat, merupakan salah satu pohon buah yang populer di berbagai wilayah tropis. Namun, tahukah Anda bahwa pohon mangga memiliki dua jenis perakaran yang berbeda? Perbedaan ini tidak hanya memengaruhi cara pohon mangga menyerap air dan nutrisi, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya. Artikel ini akan membahas perbedaan mendalam antara perakaran serabut dan tunggang pada pohon mangga, serta implikasinya terhadap budidaya dan perawatan pohon mangga.
Perakaran Serabut: Jaringan Lebar untuk Penyerapan Maksimal
Perakaran serabut, seperti namanya, terdiri dari serabut-serabut akar yang menyebar luas dan dangkal di bawah permukaan tanah. Akar-akar ini tumbuh secara horizontal, membentuk jaringan yang padat dan saling berhubungan. Sistem perakaran serabut pada pohon mangga umumnya ditemukan pada varietas mangga yang ditanam dari biji.
Perakaran Tunggang: Akar Utama yang Kuat dan Dalam
Berbeda dengan perakaran serabut, perakaran tunggang memiliki akar utama yang tumbuh lurus ke bawah, menembus tanah dengan kuat. Akar utama ini berfungsi sebagai jangkar yang kokoh, menopang pohon mangga agar tetap tegak dan stabil. Dari akar utama ini, cabang-cabang akar yang lebih kecil tumbuh secara horizontal, membentuk jaringan yang lebih terbatas dibandingkan dengan perakaran serabut. Perakaran tunggang umumnya ditemukan pada varietas mangga yang ditanam dari cangkokan.
Implikasi Perbedaan Perakaran terhadap Budidaya Mangga
Perbedaan jenis perakaran memiliki implikasi yang signifikan terhadap budidaya dan perawatan pohon mangga. Pohon mangga dengan perakaran serabut cenderung lebih mudah tumbang saat terkena angin kencang atau hujan deras. Hal ini karena akar-akarnya yang dangkal tidak mampu mencengkeram tanah dengan kuat. Di sisi lain, pohon mangga dengan perakaran tunggang lebih tahan terhadap angin dan hujan, karena akar utamanya yang kuat menancap jauh ke dalam tanah.
Perawatan dan Pemupukan yang Tepat
Perbedaan jenis perakaran juga memengaruhi cara pohon mangga menyerap air dan nutrisi. Pohon mangga dengan perakaran serabut membutuhkan penyiraman yang lebih sering, karena akar-akarnya yang dangkal mudah kehilangan kelembapan. Pemupukan juga perlu dilakukan secara berkala, karena nutrisi yang tersedia di permukaan tanah lebih cepat habis. Sebaliknya, pohon mangga dengan perakaran tunggang lebih tahan terhadap kekeringan, karena akar utamanya dapat mencapai sumber air yang lebih dalam. Pemupukan juga dapat dilakukan dengan interval yang lebih jarang, karena akar tunggang dapat menyerap nutrisi dari lapisan tanah yang lebih dalam.
Kesimpulan
Perbedaan perakaran serabut dan tunggang pada pohon mangga memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan perawatan pohon. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi para petani dan pecinta tanaman mangga, agar dapat memberikan perawatan yang tepat dan optimal untuk pohon mangga mereka. Dengan perawatan yang tepat, pohon mangga dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang lezat dan berkualitas tinggi.