Kebahagiaan Kecil di Tengah Rasa Sakit **
Hari itu, Ria merasakan tubuhnya lemas tak berdaya. Latihan di teater JKT48 yang biasanya dijalani dengan semangat, kini terasa berat. Pandangannya mulai kabur, dan akhirnya, Ria pingsan. Shani, sang kakak, panik. Ia langsung membawa Ria ke ruang UKS. Berjam-jam berlalu, Ria baru sadar. Tubuhnya masih lemah, hampir tak berdaya untuk bergerak. "Kak, aku mau ke toilet," lirih Ria, menahan rasa mual yang menggerogoti perutnya. Shani sigap membantu Ria menuju toilet. Sesampainya di sana, Ria muntah hebat. Shani semakin khawatir melihat kondisi adiknya. Di rumah sakit, dokter memutuskan untuk memberikan Ria suntikan. Namun, Ria menolak dengan keras. Trauma masa kecilnya dengan suntikan membuat Ria menangis dan meronta. Shani tak tahu harus berbuat apa. Ia menghubungi tiga sahabatnya, Gracia, Feni, dan Anin, untuk membantu menenangkan Ria. Ketiganya langsung datang dan menghibur Ria dengan canda tawa. Mereka bermain bersama Ria, hingga Ria melupakan rasa sakitnya. Dengan cepat, dokter menyuntik Ria. Ria yang tadinya meronta, kini terdiam. Senyum tipis terukir di wajahnya. Wawasan:** Kisah Ria mengingatkan kita bahwa kebahagiaan kecil bisa hadir di tengah rasa sakit. Dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga dan sahabat, bisa menjadi kekuatan untuk melewati masa-masa sulit. Meskipun Ria takut dengan suntikan, kehadiran sahabatnya berhasil membuatnya melupakan rasa takut dan menemukan kembali keceriaan.