Istidraj: Ketika Kemudahan Menutup Mata Kit
Istidraj. Kata yang mungkin asing di telinga sebagian besar siswa. Bayangkan kamu sedang mengerjakan tugas sekolah. Awalnya, terasa mudah. Kamu menyelesaikannya dengan cepat, bahkan merasa bangga dengan diri sendiri. Tugas berikutnya pun terasa mudah, dan seterusnya. Kamu terus dimudahkan, bahkan mungkin merasa terlena. Inilah gambaran sederhana dari istidraj. Istidraj, dalam perspektif Islam, bukanlah sebuah hadiah. Ia adalah sebuah cobaan. Allah SWT memudahkan jalan kita, memberikan kemudahan demi kemudahan, bukan sebagai bentuk pujian, melainkan sebagai ujian. Kemudahan yang berkelanjutan ini bisa membuat kita lalai, lupa bersyukur, dan bahkan semakin jauh dari-Nya. Kita merasa aman dan nyaman, tanpa menyadari bahaya yang mengintai. Kita terlena dalam kemudahan, hingga akhirnya terjatuh ke dalam kesesatan. Bayangkan seorang atlet yang selalu menang. Ia mungkin mulai merasa sombong, meremehkan lawan, dan akhirnya kalah telak. Atau seorang siswa yang selalu mendapat nilai bagus tanpa belajar keras. Ia mungkin menjadi malas dan akhirnya gagal dalam ujian yang lebih menantang. Itulah istidraj. Kemudahan yang membutakan kita dari potensi bahaya dan mengendurkan semangat kita untuk berjuang dan beribadah. Oleh karena itu, ketika kita dilimpahi kemudahan, janganlah kita terlena. Sebaliknya, marilah kita selalu bersyukur, meningkatkan ketaqwaan, dan terus berikhtiar. Jangan sampai kemudahan menjadi bumerang yang menghancurkan kita. Semoga kita selalu diberi hidayah dan kekuatan untuk melewati ujian ini dengan baik. Semoga kita selalu ingat bahwa di balik setiap kemudahan, tersimpan hikmah dan ujian yang perlu kita hadapi dengan bijak. Semoga kita selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.