Tari Kreasi: Penggabungan Tradisi dan Inovasi dalam Dunia Tari
Tari kreasi adalah hasil dari kecenderungan masyarakat untuk mengenal, menyukai, dan menaruh minat pada tari-tari dari daerah lain. Beberapa seniman tari yang berhasil menciptakan tari kreasi antara lain Bagong Kussudiardjo, Hurijah Adam, dan Sardono W. Kusumo. Mereka menggabungkan tradisi dengan inovasi untuk menciptakan gerakan baru yang ekspresif dan mudah diterima oleh semua kalangan. Bagong Kussudiardjo mengungkapkan tradisi dengan menciptakan gerakan baru yang lebih mudah diterima oleh semua kalangan. Gerakan-gerakan ini sangat ekspresif dan mampu menyampaikan pesan secara langsung. Bagong Kussudiardjo mengembangkan gerakan-gerakan baru ini dari tari Jawa yang memiliki tingkat kontemplatif yang tinggi. Hurijah Adam mencoba mendalami suasana musik pencak Minang dengan mengolah bungo-bungo pencak menjadi gerakan tari. Dengan demikian, ia menggabungkan unsur musik dan gerakan dalam tari kreasi yang ia ciptakan. Sardono W. Kusumo adalah seniman yang paling jauh melangkah dalam menciptakan tari kreasi. Ia menjelajahi segala kemungkinan dari instrumen yang ada dalam tubuhnya dan alam lingkungan sekitarnya. Karya-karya Sardono terlahir dari kegelisahannya terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya. Ia juga mampu memodernisasikan tari tradisi dengan interpretasi masa kini dan sentuhan teknologi. Tari kreasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tari kreasi yang gerakannya merupakan pengembangan dari gerak-gerak tari tradisi yang sudah ada, dan tari kreasi yang pola gerakannya tidak berpedoman pada gerak tari tradisi, melainkan merupakan garapan baru yang lebih bebas namun masih mengambil nilai-nilai tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi yang menggunakan pengembangan gerak tari tradisi adalah tari Yapong ciptaan Bagong Kussudiardjo. Tarian ini merupakan pengembangan dari gerak tari Betawi dan gerak tari Sumatera. Selain itu, terdapat juga tari kreasi lainnya seperti tari Manuk Rawa (Bali), tari Kupu-Kupu, tari Kelinci (Jawa Tengah), tari Panen (Sumatera Barat), dan tari Merak (Jawa Barat). Tari Merak (Jawa Barat) merupakan karya Irawati Durban yang mengembangkan tarian yang awalnya diciptakan oleh Tjetje Sumantri. Irawati Durban mengolah tata rias, busana, dan gerakan tari untuk menggambarkan ekspresi burung merak dalam kehidupan sehari-hari. Tarian ini menggunakan kostum berwarna terang dan cerah, selendang yang menggambarkan ekor burung merak, serta gerakan yang lincah. Tari kreasi merupakan bentuk penggabungan tradisi dan inovasi dalam dunia tari. Melalui tari kreasi, seniman tari mampu mengembangkan gerakan baru yang ekspresif dan menyampaikan pesan secara langsung. Tari kreasi juga mampu memodernisasikan tari tradisi dengan interpretasi masa kini dan sentuhan teknologi. Dengan demikian, tari kreasi memberikan pengalaman baru kepada penonton dan mengajarkan pentingnya menjaga alam lingkungan.