Sistem Hukum pada Masyarakat Adat Progresif
Masyarakat adat yang progresif adalah masyarakat yang responsif terhadap sistem hukum di luar dari hukum adat. Namun, bagaimana jika ada anggota masyarakat tersebut melanggar aturan dalam hukum adat? Apakah mereka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tradisi ataukah harus diproses secara legal?
Dalam sebuah kasus pencurian barang curian oleh salah satu anggota masyakarat hukum adat, pelaku akhirnya diadili dan diberikan sanksi berupa mengembalikan barang curian ke pranata adat serta membayar denda sebesar Rp 20.0000.000 (dua puluh juta rupiah). Pelaku memenuhi kewajibannya dengan menyerahkan uang dan barang kepada otoritas pemangku adat.
Namun korban tidak merasa puas atas pengenaan sanksi tersebut dan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian sehingga pelaku pun harus diproses secara legal dan ditahan di penjara.
Analisis:
1) Dalam peristiwa ini, sistem hokm yang digunakan adalah kombinasi antara sistem tradisional/primitif yaitu "hokm" atau undang-undnag turunan leluhur sebagai benteng moral bagi warga setempay maupun modern seperti prosedural pidana.
2) Pada dasarnya masih banyak wilayah-wilayah Indonesia dimana mayoritas pendudkungnya berasosiasi erkat kelompok-kelompik tertentu memiliki tatanam cara hiduo sendiri-sendiri termasuka dalma hal-hal berkaiutan denagn sistim hak umunya.
Kesimpulan:
Sistem Hukuman pada Masyarakyat Adta Progesf merupakan gabungan antara nilai-nilai budaya lokal/tradisonial dnegan aspek-aspek moderen untuk menjaga ketertiban sosial didalaqm komunitias itu sendiridan juga memberdayakan individu-individuyanya agar dapat bersaing secra global tanpa meninggalkna identitass etnik/budaqyaa local nya..