Dapatkah Kagura Dituntut Menurut Hukum Pidana di Indonesia?
Pendahuluan: Dalam kasus ini, Kagura, seorang wanita Jepang yang bekerja sebagai desainer grafis di Filipina, diduga telah membuat dan mencetak uang palsu sebesar delapan puluh juta rupiah. Uang palsu ini kemudian ditukarkan oleh warga negara Indonesia di Filipina. Salah satu korban, Badang, membeli oleh-oleh di bandara dengan uang palsu tersebut dan akhirnya ditangkap di Indonesia dengan tuduhan menyebarkan uang palsu. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi apakah Kagura dapat dituntut menurut hukum pidana di Indonesia dan dasar-dasar hukumnya. Bagian 1: Uang palsu sebagai tindak pidana di Indonesia Di Indonesia, uang palsu dianggap sebagai tindak pidana yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1996 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Und