Keabadian yang Menyiks
Dulu hiduplah Bromo Dedali, seorang pria yang memiliki keabadian. Meskipun dia selalu tersenyum dan terlihat baik, sebenarnya itu semua palsu. Dia hidup dalam siklus yang tak berujung, mati dan hidup kembali, melihat segala sesuatu yang dia kenal menghilang satu per satu. Teman, sahabat, dan semua orang dari berbagai era yang pernah dia kenal, semuanya mati. Dia sendirian, abadi, dan terjebak dalam kehampaan. Semakin lama berlalu, Bromo Dedali merasa gelisah dan kehilangan harapan. Dia duduk sendirian, merenungkan kehidupannya yang tak berujung. Tiba-tiba, seorang orang asing mendekatinya. Orang itu adalah seorang malaikat yang dilemparkan ke dunia manusia karena bosan dengan pekerjaannya yang telah dilakukannya selama jutaan tahun. "Malaikat," kata Bromo Dedali dengan suara gemetar, "kita abadi, tetapi apakah kita bisa saling mengisi lubang di dalam jiwa kita agar hangat?" Malaikat itu tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja," jawabnya. "Kita mungkin abadi, tetapi kita masih manusia. Kita masih bisa merasakan kehangatan dan kebahagiaan. Kita bisa saling mendukung dan mengisi kekosongan di dalam diri kita." Bromo Dedali merasa lega mendengar kata-kata malaikat itu. Dia menyadari bahwa meskipun hidupnya terjebak dalam siklus yang tak berujung, dia masih memiliki kesempatan untuk menemukan arti sejati dari keabadiannya. Dia dan malaikat itu berjalan bersama, mencari cara untuk mengisi lubang di dalam jiwa mereka dan menemukan kehangatan yang mereka cari. Dalam perjalanan mereka, Bromo Dedali belajar bahwa keabadian bukanlah kutukan, tetapi anugerah. Dia belajar untuk menerima keadaannya dan mencari kebahagiaan dalam setiap momen yang dia miliki. Meskipun hidupnya terus berputar dalam siklus yang tak berujung, dia menemukan arti sejati dari kehidupan dan keabadiannya. Kisah Bromo Dedali mengajarkan kita bahwa keabadian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, tetapi sesuatu yang harus diterima dengan lapang dada. Meskipun hidupnya penuh dengan kesedihan dan kehilangan, dia menemukan kebahagiaan dan arti sejati dalam keabadiannya.