Paradigma Baru dalam Kajian Kemahasiswaan: Meningkatkan Pengalaman Mahasiswa melalui Kolaborasi Internasional
Pendahuluan Paradigma baru dalam kajian kemahasiswaan telah muncul sebagai respons terhadap perkembangan kebutuhan mahasiswa di institusi pendidikan tinggi. Departemen atau divisi yang bertanggung jawab atas layanan dan dukungan bagi kesuksesan mahasiswa, dikenal sebagai student affairs, student support, atau student services. Para praktisi dalam bidang ini bekerja untuk menyediakan layanan dan dukungan bagi mahasiswa serta mendorong pembelajaran di luar kelas. Sejarah dan Perkembangan Awalnya, bidang ini berkembang dari posisi yang berbeda seperti "dean of women" dan "dean of men". Namun, di Eropa benua, bidang ini baru berkembang pada tahun 1950-an dan semakin pesat setelah adanya Bologna Process pada tahun 1990-an. Proses ini menciptakan peningkatan jumlah mahasiswa internasional dengan kebutuhan yang lebih besar terhadap dukungan mahasiswa. Meskipun demikian, di beberapa negara seperti Uruguay, aktivitas profesional dalam bidang ini baru muncul seiring dengan kebutuhan mahasiswa internasional. Asia Pasifik Pada tahun 1988, Asia Pacific Student Services Association (APSSA) didirikan setelah perwakilan dari Asia Pacific Student Affairs Conference menyadari adanya kebutuhan akan komunikasi dan kemitraan yang lebih baik antara praktisi student affairs dan institusi tempat mereka bekerja. APSSA berfokus pada menciptakan ruang untuk kolaborasi internasional melalui konferensi dengan peserta internal, pelatihan, dan program jaringan staf melalui Institute of Student Affairs (ISA). ISA adalah komite tetap dari Komite Eksekutif APSSA, dan mengelola perencanaan dan pelaksanaan program pelatihan dan jaringan. Pada tahun 2021, Institute memiliki lima Koordinator Program yang berasal dari berbagai negara dan wilayah: Jepang, Hong Kong, Filipina, Malaysia, dan China. Dari tahun 2018 hingga 2022, posisi Direktur ISA dijabat oleh Dr. Maria Paquita D. Bonn dari De La Salle University di Filipina. Kesimpulan Paradigma baru dalam kajian kemahasiswaan telah membawa perubahan signifikan dalam layanan dan dukungan bagi mahasiswa di institusi pendidikan tinggi. Melalui kerjasama internasional dan kolaborasi, praktisi student affairs dapat terus meningkatkan pengalaman mahasiswa dan membantu mereka mencapai kesuksesan di luar kelas. Dengan adanya APSSA dan ISA, komunikasi dan kemitraan antara praktisi student affairs dari berbagai negara dan wilayah semakin ditingkatkan. Hal ini memungkinkan pertukaran ide dan praktik terbaik, serta pengembangan program yang lebih efektif untuk meningkatkan pengalaman mahasiswa. Paradigma baru ini memberikan harapan baru bagi kemajuan dalam kajian kemahasiswaan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi mahasiswa di seluruh dunia.