Unsur Kebahasaan dalam Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan merupakan surat resmi yang menggunakan bahasa resmi. Bahasa yang digunakan dalam surat resmi harus langsung dan tidak bertele-tele. Pada surat lamaran pekerjaan, penggunaan kata ganti untuk menyebut penerima surat tidak diperbolehkan. Surat lamaran pekerjaan harus menggunakan bahasa yang baik, sopan, dan simpatik agar menarik hati penerima surat. Selain itu, terdapat unsur kebahasaan lain yang harus diperhatikan dalam surat lamaran pekerjaan, seperti struktur, diksi, kejelasan kalimat, keterkaitan antarkalimat, dan pedoman umum ejaan yang disempurnakan (PUEBI). 1. Struktur Dalam hal struktur, susunan kalimat harus diperhatikan. Contoh yang salah adalah "Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih", sedangkan contoh yang benar adalah "Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih". 2. Diksi Pilihan kata atau diksi dalam surat lamaran pekerjaan harus tepat. Contoh yang salah adalah "Dengan salam", sedangkan contoh yang benar adalah "Dengan hormat". 3. Kejelasan Kalimat Penggunaan kalimat harus singkat dan jelas. Penggunaan kalimat yang terlalu panjang dapat membuat pembaca jenuh. Contoh kalimat yang singkat tetapi jelas adalah "Demi ini, surat lamaran pekerjaan saya ajukan". 4. Keterkaitan Antarkalimat Kalimat-kalimat dalam surat lamaran pekerjaan harus saling berkaitan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembacaan surat. Contoh yang salah adalah "Besar harapan saya untuk diterima sebagai pegawai di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih".