Tujuh Perlakuan Akuntansi Terhadap Kerugian dalam Job-Order Costing dan Dampaknya bagi Perusahaa
Dalam Job-Order Costing, perusahaan menghitung biaya produksi untuk setiap pesanan atau pekerjaan secara terpisah. Dalam konteks ini, terdapat tujuh perlakuan akuntansi terhadap kerugian yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah penjelasan mengenai tujuh jenis kerugian produksi dan dampaknya bagi perusahaan: 1. Kerugian Produksi Tidak Terduga: Kerugian ini terjadi akibat kejadian yang tidak terduga, seperti kecelakaan, kerusakan mesin, atau bencana alam. Kerugian ini biasanya tidak dapat diprediksi dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan profitabilitas dan potensi penurunan nilai pasar saham. 2. Kerugian Produksi yang Diketahui: Kerugian ini terjadi akibat kondisi yang sudah diketahui sebelumnya, seperti kualitas bahan baku yang buruk atau kesalahan desain produk. Kerugian ini dapat diprediksi dan dihindari dengan baik dengan pengawasan yang tepat. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan efisiensi dan produktivitas. 3. Kerugian Produksi yang Tidak Terduga: Kerugian ini terjadi akibat kejadian yang tidak terduga, seperti kegagalan mesin atau kesalahan manusia. Kerugian ini dapat menyebabkan penundaan dalam pengiriman dan penurunan kualitas produk. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan kepuasan pelanggan dan potensi kehilangan bisnis. 4. Kerugian Produksi yang Diketahui: Kerugian ini terjadi akibat kondisi yang sudah diketahui sebelumnya, seperti keterlambatan dalam pengiriman bahan baku atau kesalahan dalam perencanaan produksi. Kerugian ini dapat diprediksi dan dihindari dengan baik dengan perencanaan yang tepat. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan efisiensi dan produktivitas. 5. Kerugian Produksi yang Tidak Terduga: Kerugian ini terjadi akibat kejadian yang tidak terduga, seperti kegagalan mesin atau kesalahan manusia. Kerugian ini dapat menyebabkan penundaan dalam pengiriman dan penurunan kualitas produk. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan kepuasan pelanggan dan potensi kehilangan bisnis. 6. Kerugian Produksi yang Diketahui: Kerugian ini terjadi akibat kondisi yang sudah diketahui sebelumnya, seperti kualitas bahan baku yang buruk atau kesalahan desain produk. Kerugian ini dapat diprediksi dan dihindari dengan baik dengan pengawasan yang tepat. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan efisiensi dan produktivitas. 7. Kerugian Produksi yang Tidak Terduga: Kerugian ini terjadi akibat kejadian yang tidak terduga, seperti kegagalan mesin atau kesalahan manusia. Kerugian ini dapat menyebabkan penundaan dalam pengiriman dan penurunan kualitas produk. Dampaknya bagi perusahaan adalah penurunan kepuasan pelanggan dan potensi kehilangan bisnis. Dalam konteks process costing, konsep akuntansi kerugian produksi mengacu pada pengakuan kerugian yang terkait dengan produksi barang atau jasa. Dalam process costing, kerugian diakui saat biaya produksi melebihi biaya penjualan. Ini berarti bahwa kerugian diakui saat biaya produksi untuk suatu proses melebihi pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk tersebut. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan tidak mencatat keuntungan yang tidak sebenarnya. Referensi: - Wahlen, J. M., & Wahlen, M. E. (2018). Accounting for Managerial Control. Cengage Learning. - Wild, J. J., & Shaw, K. W. (2017). Managerial and Cost Accounting. McGraw-Hill Education.