Konsep Kekekalan Allah dalam Tafsir Al-Quran
Kekekalan Allah merupakan salah satu sifat fundamental yang menjadi inti dari keimanan dalam Islam. Konsep ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah Zat yang kekal abadi, tidak berawal dan tidak berakhir. Pemahaman mendalam tentang kekekalan Allah memiliki implikasi luas bagi kehidupan spiritual dan praktis umat Muslim. Melalui kajian tafsir Al-Quran, kita dapat menggali lebih jauh makna dan signifikansi dari sifat kekal Allah ini. <br/ > <br/ >#### Makna Kekekalan Allah dalam Al-Quran <br/ > <br/ >Al-Quran secara eksplisit menyebutkan kekekalan Allah dalam berbagai ayat. Salah satu ayat yang paling terkenal adalah Surah Al-Ikhlas ayat 1-2 yang berbunyi: "Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu." Tafsir Al-Quran menjelaskan bahwa kata "As-Samad" dalam ayat ini mengandung makna kekekalan Allah. Allah adalah Zat yang kekal, yang tidak membutuhkan apapun, namun segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Konsep kekekalan Allah dalam tafsir Al-Quran menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya entitas yang tidak terikat oleh waktu dan ruang. <br/ > <br/ >#### Kekekalan Allah sebagai Sumber Kehidupan <br/ > <br/ >Tafsir Al-Quran menggambarkan kekekalan Allah sebagai sumber dari segala kehidupan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 255, yang dikenal sebagai Ayat Kursi, Allah berfirman: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)." Para mufassir menjelaskan bahwa kekekalan Allah bukan hanya berarti Dia ada tanpa akhir, tetapi juga bahwa Dia adalah sumber kehidupan yang terus-menerus bagi seluruh ciptaan-Nya. Konsep kekekalan Allah dalam tafsir Al-Quran ini menekankan ketergantungan mutlak makhluk kepada Sang Pencipta. <br/ > <br/ >#### Implikasi Kekekalan Allah terhadap Konsep Waktu <br/ > <br/ >Dalam tafsir Al-Quran, kekekalan Allah memiliki implikasi mendalam terhadap pemahaman kita tentang waktu. Surah Al-Hadid ayat 3 menyatakan: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." Para mufassir menjelaskan bahwa kekekalan Allah melampaui konsep waktu yang kita pahami. Allah ada sebelum waktu diciptakan dan akan tetap ada setelah waktu berakhir. Konsep kekekalan Allah dalam tafsir Al-Quran ini mengajak kita untuk merenungkan keterbatasan pemahaman manusia tentang eksistensi dan waktu. <br/ > <br/ >#### Kekekalan Allah dan Keadilan Ilahi <br/ > <br/ >Tafsir Al-Quran menghubungkan konsep kekekalan Allah dengan keadilan Ilahi. Dalam Surah An-Nisa ayat 40, Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah." Para mufassir menjelaskan bahwa kekekalan Allah menjamin keadilan yang sempurna. Karena Allah kekal, Dia memiliki pengetahuan yang sempurna tentang masa lalu, sekarang, dan masa depan, sehingga keputusan-Nya selalu adil. Konsep kekekalan Allah dalam tafsir Al-Quran ini memberikan keyakinan kepada umat Muslim bahwa setiap perbuatan akan mendapat balasan yang setimpal. <br/ > <br/ >#### Kekekalan Allah dan Konsep Tauhid <br/ > <br/ >Dalam tafsir Al-Quran, kekekalan Allah erat kaitannya dengan konsep tauhid atau keesaan Allah. Surah Al-Ikhlas, yang telah disebutkan sebelumnya, secara keseluruhan menegaskan keesaan dan kekekalan Allah. Para mufassir menjelaskan bahwa kekekalan adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, dan ini menjadi bukti keesaan-Nya. Tidak ada yang setara dengan Allah dalam kekekalan-Nya. Konsep kekekalan Allah dalam tafsir Al-Quran ini memperkuat fondasi tauhid dalam Islam. <br/ > <br/ >#### Refleksi Kekekalan Allah dalam Ibadah <br/ > <br/ >Tafsir Al-Quran menunjukkan bagaimana konsep kekekalan Allah tercermin dalam praktik ibadah. Dalam Surah Al-Fatihah ayat 2, kita membaca: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." Para mufassir menjelaskan bahwa pujian kepada Allah yang kekal adalah bentuk pengakuan atas ketergantungan kita yang terus-menerus kepada-Nya. Ibadah menjadi sarana untuk menghubungkan diri dengan Yang Kekal. Konsep kekekalan Allah dalam tafsir Al-Quran ini memberikan makna mendalam pada setiap tindakan ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim. <br/ > <br/ >Pemahaman tentang kekekalan Allah melalui tafsir Al-Quran membuka wawasan yang luas tentang hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. Konsep ini bukan hanya sebuah gagasan abstrak, tetapi memiliki implikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Dari sumber kehidupan hingga keadilan Ilahi, dari konsep waktu hingga praktik ibadah, kekekalan Allah mewarnai setiap aspek ajaran Islam. Melalui perenungan mendalam tentang sifat kekal Allah ini, umat Muslim diajak untuk meningkatkan kesadaran spiritual mereka dan menjalani kehidupan dengan penuh makna dan tujuan.