Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dan Pembentukannya oleh Majelis Umum PBB
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) adalah sebuah dokumen penting yang dibentuk oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948. Dokumen ini menjadi landasan bagi perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan membahas proses pembentukan DUHAM oleh Majelis Umum PBB dan pentingnya dokumen ini dalam memastikan hak-hak dasar setiap individu. Pada tanggal 10 Desember 1948, Majelis Umum PBB mengadopsi DUHAM sebagai resolusi yang mengakui hak asasi manusia sebagai prinsip universal yang harus dihormati oleh semua negara. Pembentukan DUHAM dilatarbelakangi oleh pengalaman mengerikan Perang Dunia II dan keinginan untuk mencegah terulangnya pelanggaran hak asasi manusia di masa depan. Proses pembentukan DUHAM melibatkan partisipasi aktif dari berbagai negara anggota PBB. Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang terdiri dari 18 anggota, bertanggung jawab untuk menyusun draf awal DUHAM. Dalam proses ini, komisi tersebut mengadakan pertemuan dan konsultasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi non-pemerintah dan individu yang ahli dalam bidang hak asasi manusia. Setelah draf awal disusun, dokumen tersebut kemudian dibahas dan direvisi oleh Majelis Umum PBB. Proses ini melibatkan negosiasi antara negara-negara anggota untuk mencapai kesepakatan mengenai isi dan bentuk DUHAM. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan tantangan dalam proses ini, akhirnya DUHAM disetujui oleh mayoritas negara anggota PBB. DUHAM terdiri dari 30 pasal yang mencakup berbagai aspek hak asasi manusia, termasuk hak hidup, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, dan hak atas pendidikan. Dokumen ini menjadi acuan bagi negara-negara anggota PBB dalam mengembangkan kebijakan dan undang-undang yang melindungi hak asasi manusia. Pentingnya DUHAM tidak dapat diragukan lagi. Dokumen ini telah menjadi landasan bagi perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia. Melalui DUHAM, negara-negara anggota PBB diingatkan untuk menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap individu, tanpa diskriminasi apapun. Selain itu, DUHAM juga menjadi alat penting dalam mempromosikan kesadaran dan pemahaman tentang hak asasi manusia di kalangan masyarakat. Dalam kesimpulan, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dibentuk oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1948 sebagai respons terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama Perang Dunia II. Dokumen ini menjadi landasan penting dalam memastikan perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia. Melalui DUHAM, negara-negara anggota PBB diingatkan untuk menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap individu.