Sejarah Pembentukan Dasar Negara Indonesi
Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang mengadakan sidang BPUPKI yang dipimpin oleh Mr. Radjiman Wediodiningrat dan memiliki 60 anggota. Sidang ini diadakan di Gedung Cuo Sangi In dan membahas mengenai dasar negara Indonesia. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Moh. Yamin mengajukan usulan mengenai dasar negara yang berwujud tulisan maupun lisan. Usulan tersebut mencakup lima prinsip, yaitu: 1. Peri Kebangsaan: Mewujudkan negara yang bersifat nasional dan menghargai keberagaman suku, agama, dan ras. 2. Peri Kemanusiaan: Membela hak asasi manusia dan menghargai martabat setiap individu. 3. Peri Ketuhanan: Mengakui adanya Tuhan sebagai dasar moral dan spiritual negara. 4. Peri Kerakyatan: Memprioritaskan kepentingan rakyat dan mengadakan pemerintahan yang adil dan beradab. 5. Peri Kesejahteraan Rakyat: Menciptakan negara yang adil dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Usulan ini kemudian ditulis dalam bentuk konstitusi yang disebut Pancasila, yang menjadi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari lima prinsip yang sama dengan usulan Mr. Moh. Yamin, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila menjadi dasar negara Indonesia dan menjadi landasan hukum tertinggi negara tersebut.